Di tengah perjalanan, ia melewati Sungai Serayu yang saat itu sedang banjir. Ia pun mencoba menyeberangi sungai dengan menggunakan tongkatnya sebagai penyeimbang.
Namun, ia tidak sadar bahwa tongkatnya telah menancap di dasar sungai dan menimbulkan suara gemuruh yang mengagetkan para penduduk sekitar.
Mereka mengira bahwa ada naga yang marah di sungai itu dan segera berlari menyelamatkan diri.
Sunan Kalijaga pun menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada para penduduk.
Ia juga memberi nama sungai itu sebagai Sungai Serayu, yang berasal dari kata “sera” yang berarti “air” dan “ayu” yang berarti “indah”.
Legenda lain yang berkaitan dengan Sungai Serayu adalah legenda tentang Ki Ageng Serang, seorang tokoh pejuang melawan penjajahan Belanda.
Ki Ageng Serang adalah keturunan dari Raden Patah, raja pertama Kerajaan Demak.
Ia memiliki kekuatan gaib yang luar biasa, salah satunya adalah mampu membelah sungai dengan pedangnya.
Konon, ia pernah membelah Sungai Serayu untuk membantu pasukan Pangeran Diponegoro yang sedang berperang melawan Belanda.
Dengan demikian, pasukan Pangeran Diponegoro bisa menyeberangi sungai tanpa basah dan terus melanjutkan perjuangan mereka.
Sungai Serayu memang memiliki banyak legenda yang menarik dan menginspirasi.
Sungai ini juga menjadi saksi sejarah dan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan kebudayaannya.