Mitos Kejatuhan Cicak, Apa Artinya dan Apa Faktanya?

  • Bagikan
Cicak yang merambat di dinding. (Foto: faunatic)

Indo1.id – Cicak adalah salah satu hewan yang sering ditemukan di rumah-rumah. Cicak biasanya hidup di dinding, plafon, atau atap, dan memakan serangga kecil.

Cicak memiliki tubuh yang panjang dan ramping, dengan kulit yang bersisik dan berwarna bervariasi.

Cicak juga memiliki kemampuan untuk memutuskan ekornya jika terancam dan menumbuhkannya kembali.

Cicak tidak hanya dikenal sebagai hewan yang berguna, tetapi juga sebagai hewan yang memiliki banyak mitos dan kepercayaan.

Menurut sebagian masyarakat, cicak adalah hewan yang membawa pertanda atau ramalan bagi manusia.

Salah satu mitos yang paling populer adalah tentang kejatuhan cicak.

Baca Juga :  Mitos Burung Perkutut sebagai Pembawa Sial dalam Keyakinan Kuno

Mitos ini mengatakan bahwa jika cicak jatuh di tubuh manusia, maka itu menandakan sesuatu yang akan terjadi pada manusia tersebut.

Mitos ini berasal dari cerita rakyat yang diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi.

Cerita ini juga mengandung pesan moral dan nilai-nilai budaya.

Menurut cerita, cicak dulunya adalah seorang pangeran tampan bernama Raden Cakil, yang merupakan anak dari Prabu Salya, raja Kerajaan Mandaraka di Jawa Tengah.

Raden Cakil sangat dicintai oleh ayahnya, namun ia juga sangat sombong dan angkuh.

Ia merasa dirinya lebih tinggi daripada orang lain dan tidak mau menuruti perintah atau nasihat siapa pun.

Baca Juga :  Mitos Kutukan Kota Lumpur di Papua: Antara Legenda dan Kenyataan

Suatu hari, Raden Cakil ingin menikahi putri cantik bernama Dewi Sekarwangi, yang merupakan anak dari Prabu Kresna, raja Kerajaan Dwarawati di Jawa Barat.

Namun, Dewi Sekarwangi menolak dengan keras dan menghina Raden Cakil.

Ia bahkan mengatakan bahwa ia lebih suka mati daripada menikah dengan Raden Cakil.

Raden Cakil sangat marah mendengar ucapan Dewi Sekarwangi itu.

Ia pun memerintahkan pasukannya untuk menyerang Kerajaan Dwarawati dan menculik Dewi Sekarwangi.

Namun, ia tidak tahu bahwa Prabu Kresna adalah saudara dari Prabu Salya. Prabu Salya pun mendapat kabar tentang perbuatan anaknya itu dan merasa malu.

Baca Juga :  Mitos Batu Bleneng di Jalur Tol Cipali: Kepercayaan dan Misteri di KM 182

Prabu Salya pun mengutuk Raden Cakil menjadi hewan yang kecil dan jelek, yaitu cicak.

Ia juga mengutuk Dewi Sekarwangi menjadi hewan yang sama, karena ia telah menyebabkan peperangan antara dua kerajaan saudara.

Ia pun memberi mereka sebuah syarat untuk bisa kembali menjadi manusia.

Syaratnya adalah mereka harus jatuh di tubuh manusia yang memiliki sifat-sifat tertentu.

Jika cicak jatuh di kepala manusia, maka itu berarti manusia tersebut memiliki sifat bijaksana dan cerdas.

Jika cicak jatuh di dada manusia, maka itu berarti manusia tersebut memiliki sifat baik hati dan penyayang.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan