Mitos dan Misteri Gunung Padang, Situs Megalitikum Tertua di Dunia

  • Bagikan
Situs Megalitikum Gunung Padang. (Foto: instagram @sam_indowild)

Akibat kutukan tersebut, Dewi Kadita menjadi sakit dan tubuhnya penuh dengan luka bernanah.

Dia kemudian diusir dari istana dan hidup sebagai pengemis. Dia kemudian pergi ke Gunung Padang untuk mencari kesembuhan.

Di sana, dia bertemu dengan seorang pertapa yang memberinya petunjuk untuk mandi di laut selatan.

Dewi Kadita kemudian pergi ke laut selatan dan mandi di sana. Ajaibnya, luka-luka di tubuhnya sembuh dan dia menjadi cantik kembali.

Namun, dia juga berubah menjadi makhluk setengah manusia setengah ular. Dia kemudian menjadi penguasa laut selatan dan berganti nama menjadi Ratu Pantai Selatan.

4. Gunung Padang adalah Tempat Penyelidikan Ilmiah

Mitos keempat tentang Gunung Padang adalah bahwa situs ini merupakan tempat penyelidikan ilmiah yang menarik dan menantang.

Banyak ilmuwan, arkeolog, sejarawan, atau peneliti yang tertarik untuk mengungkap rahasia-rahasia yang tersembunyi di Gunung Padang.

Baca Juga :  Mitos dan Manfaat Kayu Mahoni, Kayu Terbaik di Indonesia

Salah satu penelitian yang paling kontroversial adalah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Danny Hilman Natawidjaja, seorang geolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Dr. Danny mengklaim bahwa Gunung Padang bukanlah situs megalitikum biasa, melainkan sebuah piramida buatan manusia yang berusia lebih dari 20.000 tahun.

Dr. Danny berdasarkan pada hasil pengukuran geolistrik, radar tanah, dan karbon-14 yang menunjukkan adanya struktur batu buatan manusia di bawah permukaan tanah.

Dr. Danny juga berhipotesis bahwa Gunung Padang adalah bukti adanya peradaban kuno yang maju dan hilang akibat bencana alam.

Namun, penelitian Dr. Danny mendapat banyak kritik dan penolakan dari para ahli lainnya, seperti Dr. Ali Akbar, seorang arkeolog dari Pusat Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas).

Baca Juga :  Mitos Kayu Kengkeng: Kayu Ajaib yang Melindungi dari Kesurupan dan Roh Jahat

Dr. Ali Akbar mengatakan bahwa penelitian Dr. Danny tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat dan tidak sesuai dengan metode arkeologi yang benar.

Dr. Ali Akbar mengatakan bahwa Gunung Padang adalah situs megalitikum yang dibuat oleh masyarakat Neolitikum atau Zaman Batu Muda sekitar 3.000-5.000 tahun lalu.

Dr. Ali Akbar juga mengatakan bahwa struktur batu di bawah permukaan tanah adalah hasil dari proses alamiah, seperti erosi atau gempa bumi.

5. Gunung Padang adalah Tempat Wisata Budaya

Mitos kelima tentang Gunung Padang adalah bahwa situs ini merupakan tempat wisata budaya yang menarik dan edukatif.

Banyak wisatawan yang datang ke Gunung Padang untuk menikmati keindahan alamnya, seperti hamparan padang rumput, pemandangan gunung dan lembah, serta udara segar.

Baca Juga :  Mitos Tugu Jogja: Penanda Sejarah dan Persatuan

Selain itu, wisatawan juga bisa belajar tentang sejarah dan budaya masyarakat setempat, seperti tradisi-tradisi adat, upacara-upacara ritual, seni-seni pertunjukan, serta kuliner-kuliner khas.

Wisatawan juga bisa berinteraksi dengan masyarakat setempat yang ramah dan bersahabat.

Salah satu atraksi wisata budaya yang paling terkenal di Gunung Padang adalah upacara Seren Taun atau Panen Raya.

Upacara ini dilakukan oleh masyarakat Sunda Wiwitan atau Sunda Asli sebagai ungkapan syukur kepada Sang Hyang Kersa atau Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen mereka.

Upacara ini dilakukan setiap tahun pada bulan September atau Oktober di halaman depan situs megalitikum Gunung Padang.

Upacara ini melibatkan berbagai ritual, seperti pembacaan mantra-mantra suci, penyembelihan kerbau atau sapi sebagai korban, pembagian beras kuning sebagai simbol kemakmuran

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan