Prabu Siliwangi adalah putra dari Prabu Dewa Niskala, raja Kerajaan Galuh yang berpusat di Kawali Ciamis.
Ia dinobatkan sebagai raja Galuh pada tahun 1404 dengan gelar Prabu Guru Dewataprana.
Kemudian, ia juga menerima tahta Kerajaan Sunda yang berpusat di Pakuan Bogor dari mertua dan uwanya, Prabu Susuktunggal.
Dengan demikian, ia menjadi penguasa tunggal Kerajaan Sunda Galuh dan bergelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata.
Di bawah kepemimpinan Prabu Siliwangi, Kerajaan Pajajaran mencapai puncak kemakmuran dan kemajuan.
Ia membangun infrastruktur, perdagangan, pertanian, seni, budaya, dan agama dengan baik.
Ia juga menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara maupun di luar negeri, seperti Portugis dan Tiongkok.
Ia dikenal sebagai raja yang sakti mandraguna, cakap berperang, dan bijaksana dalam memerintah.
Namun, pada akhir masa pemerintahannya, Prabu Siliwangi menghadapi ancaman dari Kerajaan Demak yang mulai menyebarluaskan agama Islam di Jawa.
Menurut beberapa versi cerita rakyat, Prabu Siliwangi menolak untuk masuk Islam dan memilih untuk menghilang bersama seluruh keratonnya ke alam gaib.
Ada yang mengatakan bahwa ia menghilang ke Gunung Salak, Gunung Pangrango, atau Gunung Gede.