Beliau juga sering mengalami halusinasi, seperti membayangkan telah melakukan sesuatu padahal tidak melakukannya.
Salah satu halusinasi yang dialami beliau adalah membayangkan telah mendatangi istrinya satu per satu, padahal tidak.
Nabi Muhammad tidak menyadari bahwa beliau terkena sihir. Beliau hanya merasakan ada sesuatu yang aneh dengan dirinya.
Beliau kemudian berdoa kepada Allah untuk memberikan petunjuk dan penjelasan atas apa yang menimpanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian mengirimkan dua malaikat dalam wujud manusia untuk memberitahu Nabi Muhammad tentang sihir yang menyerangnya.
Malaikat-malaikat itu menjelaskan bahwa pelaku sihirnya adalah Labid bin Al-A’sham, dan tempat sihirnya adalah sumur Dzarwan.
Nabi Muhammad lalu memerintahkan beberapa sahabatnya untuk mendatangi sumur Dzarwan dan mengambil gulungan sihir tersebut.
Ketika sampai di sana, mereka mendapati bahwa air sumur berwarna merah kecokelatan seperti air perasaan daun pacar, dan kepala mayangnya seperti kepala setan.
Sahabat-sahabat Nabi Muhammad kemudian membakar gulungan sihir tersebut.
Setiap kali mereka membaca surat Al-Falaq dan An-Nas (muawwidzatain), maka terbukalah satu simpul tali itu.
Setelah semua simpul terbuka, maka sembuhlah Nabi Muhammad dari gangguan sihir tersebut.
Kisah ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad adalah manusia biasa yang bisa terkena musibah seperti sihir.
Namun, beliau juga mendapat perlindungan dan pertolongan khusus dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kisah ini juga mengajarkan kita untuk selalu berlindung kepada Allah dari segala kejahatan dan keburukan, termasuk sihir.








