Kisah Penandatanganan Protokol Montreal 1987, Perjanjian Internasional untuk Menyelamatkan Lapisan Ozon

  • Bagikan
Ilustrasi merawat bumi sebagai bentuk hari ozon dunia. (Foto: greaners)

Lubang ozon ini merupakan bukti nyata dari penipisan lapisan ozon akibat zat-zat buatan manusia.

Temuan ini memicu reaksi internasional yang mendesak tindakan segera untuk mengendalikan penggunaan zat-zat perusak ozon.

Sebelum Protokol Montreal, sudah ada beberapa inisiatif untuk mengatur zat-zat perusak ozon, seperti Konvensi Wina untuk Perlindungan Lapisan Ozon pada tahun 1985 dan Perjanjian Kopenhagen pada tahun 1986.

Baca Juga :  Mengungkap Manfaat Tersembunyi Daun Bidara: Dari Spiritual hingga Medis

Namun, perjanjian-perjanjian ini hanya bersifat deklaratif dan tidak mengikat secara hukum.

Protokol Montreal menjadi perjanjian pertama yang mengatur secara spesifik dan mengikat tentang penghapusan bertahap produksi dan konsumsi zat-zat perusak ozon.

Protokol Montreal disusun melalui proses negosiasi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, organisasi non-pemerintah, dan ilmuwan.

Salah satu faktor yang memudahkan proses ini adalah adanya dukungan dari Amerika Serikat, negara penghasil CFC terbesar saat itu.

Baca Juga :  Manfaat Luar Biasa dari Cangkang Telur yang Jarang Diketahui

Presiden Ronald Reagan memberikan persetujuannya untuk menandatangani Protokol Montreal setelah mendapatkan jaminan bahwa industri CFC akan mendapatkan kompensasi dan bantuan teknologi untuk beralih ke produk alternatif.

Protokol Montreal mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1989 setelah diratifikasi oleh 20 negara.

Hingga saat ini, Protokol Montreal telah diratifikasi oleh 197 negara (seluruh anggota PBB, serta Niue, Kepulauan Cook, Tahta Suci dan Uni Eropa), menjadikannya perjanjian internasional yang paling universal dalam sejarah.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan