Hal ini karena Jibril adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki batas dan ukuran.
Jika Jibril masuk ke Sidratul Muntaha, maka ia akan terbakar oleh cahaya Allah SWT yang terlalu kuat dan terlalu murni.
Sedangkan Rasulullah SAW adalah utusan Allah SWT yang memiliki kedudukan dan keistimewaan.
Hanya beliau yang layak untuk mendekat dan berdialog dengan Allah SWT.
Jibril sendiri mengakui bahwa Sidratul Muntaha adalah tempat yang tidak bisa ia masuki.
Ketika sampai di depan Sidratul Muntaha, Jibril berkata kepada Rasulullah SAW, “Wahai Muhammad, inilah Sidratul Muntaha. Aku tidak boleh melampaui batas ini. Jika aku melampaui batas ini, maka aku akan binasa. Sedangkan engkau boleh melampaui batas ini dengan izin Allah.”
Kemudian Jibril menyerahkan kendali kendaraan Buraq kepada Rasulullah SAW dan mengucapkan selamat tinggal.
Demikianlah mitos tempat misterius yang hanya bisa dimasuki oleh Rasulullah SAW, sementara Jibril tidak bisa masuk.
Kisah ini menunjukkan betapa besar kecintaan dan kemurahan Allah SWT kepada Rasulullah SAW.
Allah SWT memberikan kehormatan dan kemuliaan kepada Rasulullah SAW dengan mengajaknya ke Sidratul Muntaha.
Allah SWT juga memberikan rahmat dan hidayah kepada umat manusia melalui wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah SAW di Sidratul Muntaha.
Semoga kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari mitos ini, serta meneladani akhlak dan sunnah Rasulullah SAW. Aamiin.
