Mitos kedua adalah tentang upacara Yadnya Kasada, yang merupakan ritual pengorbanan yang dilakukan oleh masyarakat Tengger setiap tahun pada bulan Kasada dalam kalender Jawa.
Upacara ini merupakan bentuk penghormatan kepada dewa-dewa dan leluhur, sekaligus permohonan keselamatan dan kesuburan.
Dalam upacara ini, masyarakat Tengger membawa sesaji berupa hasil bumi, ternak, uang, atau barang-barang lainnya, dan melemparkannya ke dalam kawah Gunung Bromo.
Sesaji ini dipercaya akan diterima oleh dewa Brahma dan roh anak bungsu Roro Anteng dan Joko Seger.
Upacara Yadnya Kasada juga merupakan bentuk pengingat akan kisah tragis Roro Anteng dan Joko Seger, yang harus kehilangan anak bungsunya karena tidak menepati janji kepada dewa Brahma.
Upacara ini mengajarkan nilai-nilai kesetiaan, pengorbanan, dan ketaatan kepada masyarakat Tengger.
Mitos ketiga adalah tentang makhluk gaib yang diyakini hidup berdampingan dengan manusia di lereng Gunung Bromo dan Gunung Semeru.
Masyarakat Tengger percaya bahwa gunung-gunung tersebut dihuni oleh makhluk-makhluk tak terlihat oleh mata, seperti roh leluhur, dewa-dewa, atau jin.
Masyarakat Tengger menganggap makhluk-makhluk gaib tersebut sebagai saudara atau teman yang harus dihormati dan dijaga.
Mereka pun memiliki aturan-aturan tertentu dalam berinteraksi dengan makhluk gaib tersebut, seperti tidak boleh mengambil apa pun dari alam tanpa izin, tidak boleh mengganggu atau merusak lingkungan, dan tidak boleh berbuat jahat atau semena-mena.
Masyarakat Tengger juga percaya bahwa makhluk gaib tersebut bisa memberikan pertolongan atau hukuman kepada manusia, tergantung dari sikap dan perilaku manusia itu sendiri.
Mereka pun sering berdoa atau meminta bantuan kepada makhluk gaib tersebut dalam menghadapi berbagai masalah atau kesulitan dalam hidup.
Mitos-mitos yang dipercaya oleh masyarakat Tengger di lereng Gunung Bromo dan Gunung Semeru merupakan bagian dari budaya dan kearifan lokal yang kaya dan unik.
Mitos-mitos ini tidak hanya bercerita tentang sejarah atau asal-usul, tetapi juga mengandung nilai-nilai moral dan spiritual yang dapat dijadikan pedoman hidup.