Mitos ini masih dipercayai oleh masyarakat setempat, khususnya suku Komodo yang mayoritas beragama Islam namun bercampur dengan mistisme.
Mereka menganggap komodo sebagai nenek moyang gaib mereka yang harus dihormati dan dilindungi.
Mereka juga percaya bahwa komodo memiliki hubungan batin dengan manusia dan bisa merasakan perasaan mereka.
Mitos ini juga mempengaruhi perilaku masyarakat setempat dalam berinteraksi dengan komodo.
Mereka tidak akan membunuh atau menyakiti komodo, bahkan jika komodo menyerang mereka.
Mereka juga tidak akan mengganggu atau menyentuh telur-telur komodo yang ada di sarangnya.
Mereka percaya bahwa jika mereka melanggar aturan ini, mereka akan mendapat kutukan atau bencana.
Mitos hewan komodo ini menunjukkan bahwa masyarakat setempat memiliki kearifan lokal dalam menjaga kelestarian alam dan keanekaragaman hayati.
Meskipun mitos ini tidak memiliki dasar ilmiah, namun mitos ini memiliki nilai budaya dan sejarah yang penting bagi identitas masyarakat setempat.