Indo1.id – OSIRIS-REx adalah pesawat luar angkasa milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang memiliki misi untuk mengumpulkan sampel dari asteroid Bennu, sebuah batuan luar angkasa yang berpotensi menabrak Bumi di masa depan.
Setelah tujuh tahun berpetualang di luar angkasa, OSIRIS-REx akhirnya berhasil pulang ke Bumi pada 24 September 2023 dengan membawa sampel berharga yang diharapkan dapat memberikan informasi penting tentang asal-usul tata surya dan kehidupan di Bumi.
Latar Belakang Misi OSIRIS-REx
OSIRIS-REx adalah singkatan dari Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, Security-Regolith Explorer.
Nama ini menggambarkan tujuan utama dari misi ini, yaitu untuk meneliti asal-usul, sifat, sumber daya, dan ancaman dari asteroid Bennu.
Asteroid Bennu adalah salah satu asteroid dekat Bumi yang memiliki diameter sekitar 500 meter dan massa sekitar 77 juta ton.
Asteroid ini diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, saat tata surya masih muda.
Asteroid ini juga diduga mengandung materi organik dan air yang merupakan bahan dasar untuk kehidupan.
Asteroid Bennu juga merupakan salah satu asteroid yang paling berbahaya bagi Bumi.
Menurut perhitungan NASA, asteroid ini memiliki kemungkinan sekitar 1 banding 2.700 untuk menabrak Bumi antara tahun 2175 dan 2199.
Jika hal itu terjadi, dampaknya akan setara dengan ledakan bom nuklir sebesar 1.200 megaton, atau 80.000 kali lebih besar dari bom Hiroshima.
Untuk alasan-alasan tersebut, NASA memilih asteroid Bennu sebagai target dari misi OSIRIS-REx.
Misi ini bertujuan untuk mengirimkan pesawat luar angkasa ke asteroid tersebut, mengambil sampel permukaannya, dan membawanya kembali ke Bumi untuk dianalisis.
Dengan demikian, ilmuwan dapat mempelajari lebih lanjut tentang sejarah dan karakteristik asteroid tersebut, serta menghitung dengan lebih akurat kemungkinan tabrakannya dengan Bumi.
Perjalanan Misi OSIRIS-REx
Misi OSIRIS-REx dimulai pada 8 September 2016, ketika pesawat luar angkasa tersebut diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, menggunakan roket Atlas V.
Pesawat luar angkasa ini memiliki berat sekitar 2.110 kilogram dan dilengkapi dengan berbagai instrumen ilmiah, seperti kamera, spektrometer, radar, dan alat pengambil sampel.
Setelah melakukan perjalanan sejauh lebih dari 2 miliar kilometer selama dua tahun, OSIRIS-REx akhirnya tiba di orbit sekitar asteroid Bennu pada 3 Desember 2018.
Selama dua tahun berikutnya, pesawat luar angkasa ini melakukan pemetaan dan pengamatan terhadap asteroid tersebut dengan detail tinggi.
Beberapa temuan menarik yang diperoleh dari tahap ini antara lain adalah adanya es air dan karbon organik di permukaan asteroid, serta adanya partikel-partikel kecil yang terlepas dari asteroid akibat pengaruh cahaya matahari.
Pada 20 Oktober 2020, OSIRIS-REx melakukan manuver bersejarah yang disebut Touch-and-Go (TAG).
Manuver ini adalah proses pengambilan sampel permukaan asteroid dengan cara menyentuhkan alat pengambil sampel yang berbentuk lengan robot ke permukaan asteroid selama beberapa detik, kemudian mundur kembali ke orbit.
Selama proses ini, alat pengambil sampel melepaskan gas nitrogen bertekanan tinggi untuk mengangkat dan menangkap debu dan kerikil dari permukaan asteroid.