Indo1.id – Kebakaran yang melanda kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pada awal September 2023 telah menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), potensi kerugian akibat kebakaran Bromo mencapai Rp 89,76 miliar.
Angka tersebut diperoleh dari perhitungan empat variabel, yaitu jumlah kunjungan atau kuota harian wisatawan per hari, harga tiket atau jenis tiket, biaya atau spending yang dikeluarkan wisatawan ketika mengunjungi destinasi tersebut, dan lama waktu penutupan TNBTS.
Dari empat variabel tersebut, ada dua dimensi penghitungan yang dilakukan oleh Kemenparekraf, yaitu kerugian akibat tidak adanya pemasukan dari sisi tiket dan kerugian dari sisi biaya yang tidak diperoleh karena wisatawan tidak berkunjung ke destinasi tersebut (lost spending).
Adapun rincian kerugian dari dua dimensi tersebut adalah sebagai berikut:
– Kerugian akibat tidak adanya pemasukan dari sisi tiket per hari sebesar Rp 121 juta. Mengingat TNBTS ditutup selama 13 hari, maka total kerugian dari sisi tiket selama 13 hari sebesar Rp 1,5 miliar.
– Kerugian akibat lost spending per hari sebesar Rp 6,9 miliar. Mengingat TNBTS ditutup selama 13 hari, maka total kerugian akibat lost spending selama 13 hari sebesar Rp 89 miliar.