Mitos Watu Blorok: Kisah Batu Bersejarah di Mojokerto

  • Bagikan
Watu Blorok. (Foto Instagram @maja_fm)

Indo1.id – Mitos Watu Blorok, sebuah batu dengan diameter sekitar 1 meter, yang terletak di pinggir jalan raya Mojokerto-Gresik, memiliki legenda kuno yang belum banyak diketahui oleh orang banyak.

Batu ini terletak sekitar 100 meter dari permukiman penduduk Dusun Pasinan, Desa Kupang, Kecamatan Jetis, atau tepat di tepi hutan Perhutani, hanya sekitar 9 km dari Alun-alun Kota Mojokerto.

Baca Juga :  Mitos Jejak Mistis di Jembatan Suramadu yang Menghubungkan Jawa dan Madura

Batu ini tampak mencolok karena diberi peneduh berbahan galvalum dan diselimuti oleh kain putih lusuh.

Taburan kembang yang sudah mengering menghiasi puncaknya, dan aroma wangi dupa yang dibakar di bawahnya menyebar.

Dalam Bahasa Jawa, “watu” berarti batu, sementara “blorok” menggambarkan bulu ayam betina yang bercorak hitam putih.

Legenda Watu Blorok ini berkaitan dengan sebuah batu yang berada di seberangnya, yang sayangnya tidak terawat.

Baca Juga :  Mitos dan Keajaiban di Puncak Gunung Tangkuban Perahu

Batu yang lebih kecil ini sejajar dengan Watu Blorok dan dipisahkan oleh jalan raya.

Masyarakat setempat mempercayai bahwa Watu Blorok adalah jelmaan Roro Wilis, sedangkan batu di seberangnya adalah Joko Welas.

Keduanya merupakan kakak beradik yang merupakan keturunan kesatria dari zaman Majapahit.

Mereka dikutuk menjadi batu karena berani memasuki hutan terlarang yang dulunya dikenal sebagai Hutan Mojoroto.

Baca Juga :  Mitos Ramalan Nikola Tesla yang Terwujud, Dari Sinar Kematian hingga Energi Nirkabel

Dalam cerita legenda ini, pada zaman Majapahit, ada seorang kesatria abdi kerajaan bernama Wiro Bastam.

Raja mengutus Wiro untuk berburu kijang kencana karena permaisuri raja mengidamkannya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan