Kutukan ini menyatakan, “Jika pasukan Kediri menyerang musuh di daerah lawan lebih dulu, mereka akan selalu memenangkan pertempuran.
Namun, jika musuh langsung menyerang pusat Kerajaan Kediri lebih dulu, maka musuh tersebut akan selalu berhasil memperoleh kemenangan yang gemilang.”
Dari kutukan-kutukan ini, ada penafsiran bahwa ketika seorang presiden mengunjungi Kediri, mereka akan menjadi rentan terhadap serangan musuh atau lawan politiknya.
Hingga saat ini, mitos ini tetap diyakini oleh banyak masyarakat dan diyakini telah menyebabkan beberapa presiden Indonesia untuk menghindari kunjungan ke Kediri.
Namun, perlu dicatat bahwa hubungan langsung antara kunjungan presiden dan kejatuhan mereka tidak dapat dibuktikan dan masih menjadi misteri.
Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa kepala negara seperti Soekarno, BJ Habibie, dan Gus Dur dikabarkan mengalami masa-masa sulit setelah mengunjungi Kediri, namun hal ini belum dapat dihubungkan secara pasti dengan mitos ini.
Sebagai contoh, Soeharto, yang memerintah Indonesia selama 32 tahun, dikatakan tidak pernah menginjakkan kaki di Kediri selama pemerintahannya.
Sebagai akhir kata, mitos mengenai kepala negara yang akan cepat lengser setelah berkunjung ke Kediri tetap menjadi teka-teki yang menarik, dan kota ini terus mempertahankan warisan mitos yang mendalam dalam sejarahnya.