Mitos Tugu Jogja: Penanda Sejarah dan Persatuan

  • Bagikan
Tugu Jogja. (Foto Instagram @infojogjaterkini)

Indo1.id – Tugu Jogja, salah satu landmark kota Jogja, adalah destinasi wisata yang tak boleh dilewatkan.

Tugu yang berdiri megah di perempatan Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Margo Utomo, Jalan AM Sangaji, dan Jalan Diponegoro ini memiliki sejarah dan mitos yang kaya.

Awalnya dikenal sebagai Tugu Golong Gilig, tugu ini sekarang lebih dikenal dengan sebutan Tugu Pal Putih, merujuk pada warna cat putih yang telah menjadi ciri khasnya sejak lama.

Baca Juga :  Misteri dan Pesona Hutan Taman Nasional Baluran ' Jalur Pantura '

Tugu Jogja adalah penanda batas utara kota dan memiliki nilai simbolis yang mendalam.

Pembangunan Tugu Jogja dimulai pada tahun 1755 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I, hanya setahun setelah berdirinya Keraton Yogyakarta.

Tugu ini memiliki nilai simbolis sebagai patokan arah sultan bermeditasi menghadap Gunung Merapi.

Sebagai hasilnya, tugu ini dibangun mengikuti garis imajiner antara Gunung Merapi, Tugu, Keraton, dan Laut Selatan.

Baca Juga :  Mitos Gedung Bersejarah di Jalan Diponegoro, Yogyakarta, Menyimpan Misteri Kelam

Bangunan aslinya memiliki tiang berbentuk silinder (gilig) yang mengerucut ke atas dan puncak berbentuk bulat (solong) dengan tinggi 25 meter.

Ini menggambarkan Manunggaling Kawula Gusti, konsep pemersatu rakyat dan penguasa.

Namun, pada 10 Juni 1867, gempa bumi melanda Yogyakarta dan meruntuhkan bangunan tugu.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan