Apalagi kalau bukan karena sering menghirup oksigen bercampur debu.
“Debu di mana-mana. Lihat ke sana tidak ada rumah yang bersih. Kan kasihan,” ucap dia.
Selain warga, para pengendara yang melintas di jalan ini juga mengeluhkan kerusakan jalan.
Mereka harus ekstra hati-hati menghindari lubang-lubang yang cukup dalam dan berbahaya.
“Kalau hujan, lubangnya nggak kelihatan. Kadang ada yang nyemplung, ada yang tergelincir. Kalau motor bisa jatuh, kalau mobil bisa bocor ban atau rusak mesinnya,” kata Rudi, seorang sopir angkot.
Rudi menambahkan, kerusakan jalan juga membuat perjalanan menjadi lebih lama dan melelahkan. Ia harus mengurangi kecepatan dan berputar-putar mencari jalan yang lebih mulus.
“Kalau lancar, dari Parung Panjang ke Rumpin cuma sekitar setengah jam. Tapi kalau macet gini bisa sampai satu jam lebih. Bensin juga boros, penumpang juga ngeluh,” keluh dia.