Baru Klinting tumbuh menjadi anak yang tampan dan kuat, tetapi tidak pernah bertemu dengan ayahnya.
Suatu hari, ia memutuskan untuk mencari ayahnya di Gunung Telomoyo, tempat pertapaan Ki Salokantoro.
Namun, ia tidak diterima oleh ayahnya, bahkan diusir dengan kasar. Baru Klinting marah dan mengamuk, menghancurkan candi-candi yang dibangun oleh Ki Salokantoro.
Akhirnya, Ki Salokantoro mengeluarkan senjata pusaka berupa tombak sakti, yang menusuk jantung Baru Klinting.
Baru Klinting pun tewas, dan tubuhnya berubah menjadi ular besar yang melingkar di sekitar Gunung Telomoyo.
Kisah Baru Klinting merupakan salah satu cerita rakyat yang menggambarkan perpaduan antara budaya Hindu dan Islam di Jawa.
Kisah ini juga mengandung pesan moral tentang akibat dari perbuatan dosa, seperti perselingkuhan, pembangkangan, dan pembunuhan.