Tidak jauh dari Jembatan Merah, kawasan Viaduct pernah menjadi saksi pertempuran sengit antara pasukan Indonesia dengan penjajah.
Pertempuran ini mengakibatkan banyak korban, termasuk dalam insiden meledaknya mobil Brigjen Mallaby, seorang pimpinan tentara sekutu.
Hingga kini, jasad Mallaby belum pernah ditemukan, dan legenda seputar kejadian itu terus menggema di sekitar jembatan.
Dinamakan Jembatan Merah karena warna sungainya sempat berubah menjadi merah akibat tumpahan darah dan pertempuran yang terjadi di sekitarnya.
Meskipun dikenal dengan misteri-misteri yang mengelilinginya, Jembatan Merah tetap menjadi simbol keberanian dan perlawanan Arek-Arek Surabaya terhadap penjajah.
Setiap tahun, pada tanggal 10 November, Indonesia memperingati perjuangan heroik di Surabaya dengan merayakan Hari Pahlawan.
Jembatan Merah menjadi saksi bisu dari sejarah yang terus menginspirasi dan mengingatkan kita akan keberanian dan semangat perlawanan yang harus dijaga dan diteruskan dari generasi ke generasi.
Dengan semua misteri dan sejarahnya, Jembatan Merah tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas dan kebanggaan Surabaya serta seluruh Indonesia.