Konon, Noni Belanda, atau wanita Belanda, masih menghuni sekitar pabrik ini, meninggalkan jejak keberadaannya di antara lorong-lorong dan bangunan bersejarah.
Di dalam kompleks pabrik, terdapat juga pemakaman yang menjadi tempat istirahat terakhir bagi para tenaga kerja Belanda.
Legenda mengisahkan bahwa pemakaman ini menjadi saksi bisu tragedi-tragedi yang terjadi di masa lalu.
Pabrik Gula Kalibagor sendiri telah berdiri sejak tahun 1839.
Namun, operasinya terhenti pada tahun 1996 akibat kisruh reformasi dan serangkaian penjarahan yang menghantam pabrik ini.
Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat sekitar, para pelaku penjarahan seringkali tidak luput dari nasib tragis.
Mulai dari penyakit, kecelakaan, hingga bencana, mereka yang mencoba mencuri dari pabrik ini dihantui oleh takdir yang kelam.
Meskipun telah direnovasi dan digunakan kembali, reputasi Pabrik Gula Kalibagor sebagai tempat yang angker masih melekat kuat.
