Sebagai mantan pemain sepak bola, Pastoor pernah bermain di beberapa klub lokal Belanda sebelum akhirnya beralih ke dunia kepelatihan.
Dengan pengalaman yang mencakup berbagai klub di Eropa, Pastoor telah membangun reputasi sebagai pelatih yang cermat dalam analisis dan berkomitmen terhadap pengembangan tim.
Karier Kepelatihan Alex Pastoor
Karier kepelatihan Alex Pastoor dimulai pada tahun 2001 ketika ia ditunjuk sebagai pelatih tim U-19 AZ Alkmaar, salah satu klub sepak bola ternama di Belanda.
Berikut adalah perjalanan karirnya yang lebih mendetail:
- AFC’34 (2001–2005):
Setelah melatih tim muda AZ, Pastoor melanjutkan karirnya di AFC’34, di mana ia mengembangkan kemampuan kepelatihannya untuk tim senior. - Excelsior Rotterdam (2008–2011):
Di Excelsior, ia membawa tim promosi ke Eredivisie dan dikenal dengan gaya bermain menyerang yang terstruktur. - NEC Nijmegen (2011–2012):
Karirnya mencapai puncak di NEC, di mana ia sukses meningkatkan performa tim dengan pendekatan taktik modern. - SC Rheindorf Altach (2018–2021):
Pengalaman internasionalnya bertambah ketika ia melatih klub Austria ini. Ia berhasil membawa SC Rheindorf Altach bertahan di Bundesliga Austria dengan pendekatan taktis yang solid. - Sparta Rotterdam (2021–2024):
Sebelum bergabung dengan Timnas Indonesia, Pastoor menjabat sebagai pelatih Sparta Rotterdam, di mana ia dikenal karena kemampuan mengembangkan pemain muda dan membangun kekuatan tim dari bawah.
Peran di Timnas Indonesia
Pada Januari 2025, Alex Pastoor resmi bergabung sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia, bekerja sama dengan pelatih kepala Patrick Kluivert.
Bersama dengan Kluivert, Pastoor bertugas untuk:
- Mengembangkan taktik permainan yang lebih kompetitif.
- Meningkatkan performa pemain muda Indonesia.
- Mempersiapkan tim untuk kualifikasi Piala Dunia 2026.
Menurut Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, pengalaman internasional Pastoor akan menjadi aset berharga untuk membangun filosofi sepak bola modern di Timnas Indonesia.
Gaya Kepelatihan Alex Pastoor
Pastoor dikenal dengan pendekatan taktik yang dinamis dan fleksibel. Ia sering menggunakan formasi 3-4-1-2 atau 4-3-3, tergantung pada kebutuhan tim.
Keahliannya dalam menganalisis lawan dan memanfaatkan potensi pemain membuatnya menjadi pelatih yang dihormati di dunia sepak bola.