Mitos dan Asal-Usul Larangan Memakai Baju Hijau di Pantai Selatan

  • Bagikan
Mitos dan Asal-Usul Larangan Memakai Baju Hijau di Pantai Selatan ( Ilustrasi aa/id )

Selain itu, beberapa dukun dan sesepuh adat masih mempercayai bahwa mengenakan baju hijau bisa mengundang energi mistis yang tidak diinginkan.

Mitos ini pun tetap hidup di masyarakat dan sering kali diteruskan kepada generasi muda sebagai bentuk pengingat agar tetap berhati-hati saat berkunjung ke Pantai Selatan.

Penjelasan Ilmiah dan Perspektif Modern

Dari sudut pandang ilmiah, tidak ada bukti konkret yang menghubungkan warna pakaian dengan kejadian tenggelam di laut.

Baca Juga :  Kedutan pada Mata Bukan Hanya Mitos, Bisa Jadi Pertanda Penyakit

Namun, beberapa ahli percaya bahwa mitos ini mungkin berkembang sebagai cara masyarakat setempat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya alam.

Secara praktis, warna hijau bisa saja memiliki hubungan dengan faktor keamanan di laut.

Beberapa spekulasi menyebutkan bahwa warna hijau mudah tersamarkan dengan warna air laut dan gelombang, sehingga seseorang yang jatuh ke air lebih sulit ditemukan oleh tim penyelamat.

Baca Juga :  Mitos Kayu Tengsek: Kayu Bertuah yang Langka dan Hampir Punah

Di era modern, banyak wisatawan yang tetap mengenakan pakaian hijau di Pantai Selatan tanpa mengalami kejadian mistis.

Meski demikian, sebagian masyarakat masih memilih untuk menghormati kepercayaan ini, baik karena faktor budaya maupun sekadar untuk menghindari potensi bahaya yang tidak diinginkan.

Kesimpulan

Mitos larangan memakai baju hijau di Pantai Selatan merupakan salah satu kepercayaan yang telah mengakar dalam budaya masyarakat Jawa.

Meskipun tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat, kepercayaan ini tetap hidup karena legenda Nyi Roro Kidul dan berbagai kejadian yang dianggap sebagai bukti kebenarannya.

Baca Juga :  Mitos Tuah Kayu Kusi: Untuk Perlindungan Bala

Dalam perspektif modern, larangan ini bisa dilihat sebagai bagian dari kearifan lokal yang mengajarkan kehati-hatian saat berada di kawasan pantai yang berombak besar.

Apakah mitos ini benar adanya atau sekadar cerita rakyat, keputusan untuk mempercayainya tetap kembali kepada masing-masing individu.***

  • Bagikan