Mitos Burung Perkutut, Burung yang Membawa Keberuntungan dan Kekayaan

  • Bagikan
Burung perkutut Jawa. (Foto: wikipedia)

Indo1.id – Burung perkutut adalah salah satu jenis burung yang populer di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.

Burung ini memiliki suara kicauan yang merdu dan indah, yang dapat menenangkan hati dan pikiran.

Burung ini juga memiliki bulu yang berwarna cokelat keabu-abuan, dengan garis hitam di leher dan dada.

Burung perkutut tidak hanya dikenal sebagai burung peliharaan yang cantik dan menyenangkan, tetapi juga sebagai burung yang memiliki banyak mitos dan kepercayaan.

Menurut sebagian masyarakat, burung perkutut adalah burung yang membawa keberuntungan dan kekayaan bagi pemiliknya.

Baca Juga :  Mitos Tanaman Walisongo yang Konon Membawa Rejeki, Ga Percaya ?

Burung ini juga diyakini memiliki hubungan dengan dunia gaib dan kerajaan leluhur.

Mitos tentang burung perkutut berasal dari cerita rakyat Jawa yang diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi.

Cerita ini mengisahkan tentang asal-usul burung perkutut dan perannya dalam kehidupan manusia.

Cerita ini juga mengandung pesan moral dan nilai-nilai budaya Jawa.

Menurut cerita, burung perkutut dulunya adalah seorang putri cantik bernama Dewi Sekartaji, yang merupakan anak dari Prabu Kertajaya, raja Kerajaan Daha di Jawa Timur.

Dewi Sekartaji sangat dicintai oleh ayahnya, namun ia juga sangat sederhana dan rendah hati.

Baca Juga :  Mitos Manfaat Kayu Cempaka dan Kayu Genitri Putih

Ia tidak mau menikah dengan pangeran manapun, karena ia ingin mengabdikan dirinya kepada Tuhan.

Suatu hari, Prabu Kertajaya mendapat kabar bahwa Kerajaan Singasari, yang dipimpin oleh Prabu Kertanegara, ingin menyerang Kerajaan Daha.

Prabu Kertajaya pun mempersiapkan pasukannya untuk berperang.

Namun, ia juga khawatir dengan nasib putrinya. Ia pun meminta Dewi Sekartaji untuk bersembunyi di sebuah hutan.

Dewi Sekartaji pun menuruti perintah ayahnya dan pergi ke hutan.

Di sana, ia bertemu dengan seorang pertapa bernama Resi Bujangga Manik, yang sedang melakukan tapa brata atau pertapaan keras.

Baca Juga :  Mitos Air Terjun Grojogan Sewu: Pesona Alam dan Misteri Jembatan Pemisah di Kretek Pegat

Dewi Sekartaji merasa kagum dengan Resi Bujangga Manik dan meminta untuk menjadi muridnya.

Resi Bujangga Manik pun menerima Dewi Sekartaji sebagai muridnya dan mengajarkan ilmu-ilmu gaib kepadanya.

Sementara itu, perang antara Kerajaan Daha dan Kerajaan Singasari pun terjadi. Prabu Kertajaya kalah telak dan terbunuh oleh pasukan Prabu Kertanegara.

Kerajaan Daha pun runtuh dan rakyatnya menderita. Dewi Sekartaji mendengar kabar ini dan merasa sedih.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan