Indo1.id – Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang akrab disapa Cak Imin, membicarakan kemungkinan dirinya berpasangan dengan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, di Pilpres 2024.
Jika pasangan ini terbentuk, maka Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibentuk bersama dengan Gerindra akan terpecah.
“Simulasi ini tidak menutup kemungkinan untuk berbagai skenario, seperti Prabowo-Muhaimin, Prabowo-Airlangga, atau Airlangga-Muhaimin. Ini masih dalam proses yang akan kita jalani,” kata Cak Imin pada konferensi pers setelah bertemu dengan Airlangga di Restoran Pelataran, Senayan, Jakarta, pada Rabu (3/5/2023).
Dalam aturan presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden, pasangan Airlangga-Muhaimin memenuhi syarat karena jumlah kursi partai Golkar dan PKB di parlemen lebih dari 20 persen atau 115 kursi. Jika Golkar dan PKB berkoalisi, maka jumlah kursi yang terkumpul mencapai 24,87 persen, dengan rincian Golkar memiliki 14,78 persen atau 85 kursi dan PKB memiliki 10,09 persen atau 58 kursi.
Wacana koalisi antara Golkar dan PKB tentu akan mempengaruhi koalisi yang ada saat ini, terutama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibentuk oleh Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), serta KKIR yang dibentuk oleh Gerindra dan PKB.