Rombongan kirab yang dipimpin KRMT Roy keluar dari dalam kawasan Pura Mangkunegaran untuk berkeliling tembok Pura Mangkunegaran searah jarum jam.
Koordinator kirab Mas Ngabehi Bambang Suhendro mengatakan kirab topo bisu ini memiliki arti makna bahwa manusia harus selalu ingat pada sang pencipta dan selalu berkomunikasi melalui ibadah pada Tuhan yang Maha Kuasa dalam keadaan suci.
“Tapa bisu atau berjalan dengan berdiam diri, tidak boleh berbicara ini sebagai bentuk perenungan,” kata dia.
Usai pelaksanaan kirab pusaka dalem, kegiatan dilanjutkan dengan prosesi semedi (meditasi) di Pendapa Agung dan Paringgitan Puro Mangkunegaran hingga Sabtu (30/7/2022) dini hari.
Setelah kirab mengelilingi Pura Mangkunegaran, pusaka ini pun kembali masuk ke dalam Istana atau Pura Mangkunegaran.
Setelah di jamasi, air jamasan itu menjadi rebutan warga.**