Tradisi Pura Mangkunegaran Solo, Topo Bisu Malam 1 Suro Kembali di Gelar Setelah Dua Tahun Absen

  • Bagikan
Tradisi Tapa Bisu Mubeng Beteng Malam 1 Suro di Pura Mangkunegaraan Solo

Prosesi tradisi itu diawali dengan keluarnya Kanjeng Gusti Adipati Arya (KGPAA) Mangkoenagoro (MN) X Bhre Cakrahutama dari dalam Pura Mangkunegaran.

Penerus tahta Mangkunegaran ini keluar dan duduk di singgasana kebesaran yang berada di Ngarsodalem.

Kemudian setelah MN X keluar istana, pusaka sakti milik Pura Mangkunegaran yang terdiri dari 3 tombak dan 1 joli dikeluarkan dari tempatnya.

Pusaka-pusaka itu dijemput para abdi dalem diantaranya KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat dan KRMT Hudoko Artisto. Setelah segala prosesi rampung MN X itupun memerintahkan untuk melakukan kirab yang bertepatan dengan malam satu suro 1956.

Rombongan kirab yang dipimpin KRMT Roy keluar dari dalam kawasan Pura Mangkunegaran untuk berkeliling tembok Pura Mangkunegaran searah jarum jam.

Koordinator kirab Mas Ngabehi Bambang Suhendro mengatakan kirab topo bisu ini memiliki arti makna bahwa manusia harus selalu ingat pada sang pencipta dan selalu berkomunikasi melalui ibadah pada Tuhan yang Maha Kuasa dalam keadaan suci.

Baca Juga :  Bendera PDIP Dibakar dalam Unjuk Rasa Dukung Rocky Gerung

“Tapa bisu atau berjalan dengan berdiam diri, tidak boleh berbicara ini sebagai bentuk perenungan,” kata dia.

Usai pelaksanaan kirab pusaka dalem, kegiatan dilanjutkan dengan prosesi semedi (meditasi) di Pendapa Agung dan Paringgitan Puro Mangkunegaran hingga Sabtu (30/7/2022) dini hari.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan