indo1.id – Sekretaris jendral (Sekjen) Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Abdy Yuhana mengatakan, di balik nama besar dan kesuksesan Bung Karno, ada perempuan hebat di belakangnya. Perempuan luar biasa itu yakni Inggit Garnasih.
“Seorang istri yang kebanyakan orang tidak mengetahui sosoknya, namun apa yang tidak dikenal itu justru sebagai salah satu orang yang berpengaruh besar dalam kehidupan Bung Karno,” kata Abdy Yuhana saat menjadi narasumber dalam Seminar Nasional Pengusulan Calon Pahlawan Nasional Inggit Ganarsih di Savoy Homan, belum lama ini.
Anggota DPRD TK I Jawa barat itu mengibaratkan perjuangan Ibu Inggit ibarat air yang mengalir berada di dalam akar sebuah pohon yang tidak tampak tapi nyata.
Dengan ketulusan hati, Ibu Inggit mendampingi putra sang fajar tumbuh menjadi manusia hebat di Indonesia dan dunia.
“Ibu Inggit Garnasih adalah pengobar semangat bagi Kusno (panggilan sayang Inggit pada Bung Karno) selama Bung Karno berjuang untuk kemerdekaan Indonesia,” papar Abdy
Dietahui, Bung Karno sendiri menikahi Inggit pada tahun 1923 saat masih menempuh pendidikannya sebagai mahasiswa di Technische Hoogeschool te Bandoeng yang kini dikenal dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Tidak saja memberikan dukungan secara moril bagi Bung Karno, Inggit juga yang mencari nafkah untuk kehidupan sehari-hari dengan berjualan jamu, rokok, bedak, dan bahan kecantikan yang dibuatnya sendiri, serta menjadi agen sabun cuci.
“Inggit juga merelakan rumahnya di Jalan Ciateul nomor 8 menjadi tempat bertemunya Bung Karno dengan kawan-kawan seperjuangannya berdiskusi untuk mencapai Indonesia Merdeka. Pemikiran, konsep, serta ide yang selalui didiskusikannya itu akhirnya melahirkan PNI pada 4 Juli 1927,” ugkapnya.
Tidak hanya itu, Inggit juga selalu mendampingi Bung Karno saat berpidato ke berbagai tempat di daerah.
Inggit berperan sebagai penerjemah isi pidato Bung Karno sehingga apa yang disampaikan oleh Bung Karno dapat dimengerti oleh orang banyak. Inggit juga menerjemahkan berbagai pertanyaan dan komentar dari masyarakat kepada Bung Karno
“Kesetiaan Inggit bisa menjadi teladan bagi generasi muda sekarang. Mulai dari setia mendamping Sang Proklamator pada saat ditahan di Landraad Bandung atau Penjara Banceuy, menjalani pengasingan ke Ende di Flores, hingga diasingkan Belanda ke Bengkulu,” ujar Abdy.
Abdy mengatakan setelah 20 tahun mengarungi bahtera pernikahan, sebagaimana diakui Bung Karno, Inggit Garnasih adalah seorang istri, teman, dan ibu.
Hari ini, tanggal 17 Februari istri kedua Bung Karno tersebut akan merayakan hari kelahirannya ke-135.