“Karena itu, (kami) ingin bekerja sama dengan PAN, supaya kita ada kebersamaan dalam pemilu nanti. Juga dibicarakan mungkin enggak kita kerja sama saksi-saksi, karena saksi-saksi itu banyak sekali diperlukan, dan biayanya juga lumayan mahal,” sambung Yusril.
“PBB kemudian juga mencatat perhitungan suara untuk PAN. PAN mencatat juga buat PBB, ketika tak kuat di daerah itu. Jadi kerja sama itu nyata, jangan sampai malah ada perbedaan di antara kita,” lanjutnya.
Selain membahas soal Pemilu, kedua elite partai ini membahas soal masa depan bangsa menuju Indonesia Emas tahun 2045. Keduanya sepakat, tak ingin Indonesia mengalami krisis yang sama dan sulit mengantisipasinya.
“Misalnya, seperti tahun 1998, terjadi krisis ekonomi yang terdampak pada krisis politik. Kita belum tahu nih perkembangan kita setahun atau dua tahun yang akan datang seperti apa, walaupun kita berharap negara ini baik-baik saja,” kata Yusril.