Ahli Ungkap Penyebab Buruh Tak Jadi Kekuatan Politik Besar di Indonesia

  • Bagikan
π΄β„Žπ‘™π‘– π‘ˆπ‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘ π‘ƒπ‘’π‘›π‘¦π‘’π‘π‘Žπ‘ π΅π‘’π‘Ÿπ‘’β„Ž π‘‡π‘Žπ‘˜ π½π‘Žπ‘‘π‘– πΎπ‘’π‘˜π‘’π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘œπ‘™π‘–π‘‘π‘–π‘˜ π΅π‘’π‘ π‘Žπ‘Ÿ 𝑑𝑖 πΌπ‘›π‘‘π‘œπ‘›π‘’π‘ π‘–π‘Ž (πΌπ‘™π‘’π‘ π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– π΅π‘’π‘Ÿπ‘’β„Ž, πΉπ‘œπ‘‘π‘œ π‘£π‘–π‘£π‘Ž.π‘π‘œ.𝑖𝑑)

Namun, menurutnya saat ini stigma yang sudah terlanjur terbangun menyebabkan buruh dianggap tidak memiliki kekuatan.

Ujang mengatakan bahwa anggapan tersebut merupakan pikiran lama dan masih merasuk ke dalam diri para buruh.

Karena merasa lemah, perjuangan buruh hanya dinikmati oleh elit-elit buruh seperti ketua serikat kerja dan lain-lain.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan