- F054952CEF20F0CD41E9111C0F7F3DC2

Ternyata Ini Yang Bikin Seorang Anak Sukses! Pendidikan Bukan Jaminan! Orang Tua Wajib Simak!

  • Bagikan
Anak-anak bersemangat berangkat sekolah. (Dok. @pixabay)

Indo1.id – Sudah  menjadi pandangan umum jika pendidikan yang berkualitas dapat mengantarkan seorang murid kepada kesuksesan di masa mendatang.

Makanya, banyak orangtua yang berlomba-lomba, bahkan rela menguras tabungan demi mengantarkan anak-anaknya masuk ke sekolah berkualitas yang notabene mahal.

Pendidikan yang berkualitas memang bisa mempengaruhi kesuksesan secara akademis. Sayangnya hal itu bukan faktor penentu kesuksesan seorang anak.

Psikolog anak dan ahli parenting Michele Borba mengatakan ada beberapa faktor lain yang dapat menentukan kesuksesan anak di masa depan. Adapun ketekunan adalah kemampuan utama yang bisa mendukung kesuksesan anak di masa depan.

Saya menemukan bahwa ketekunan adalah soft skill nomor satu yang membedakan anak-anak yang memiliki motivasi tinggi dengan mereka yang mudah menyerah,” kata Borba,  Minggu 7 Mei 2023.

Menurutnya, anak-anak dengan ketekunan dan kegigihan memiliki kepercayaan diri yang tinggi sebab mereka yakin usahanya akan membuahkan hasil baik. Dengan demikian, anak tetap termotivasi untuk bekerja keras dan menyelesaikan apa yang mereka mulai, walaupun ada banyak kendala dalam prosesnya.

Baca Juga :  Tiga Jenis Uang yang Tidak Boleh Dihemat untuk Stabilitas Finansial

Agar anak dapat memiliki kemampuan tersebut, orang tua bertugas mendorong anak mengembangkan sifat-sifat yang akan membantu mereka menjadi sukses.

Menirut Borba, inilah cara untuk membantu si kecil mengembangkan ketekunannya.

1. Latih Anak agar Tak Mudah Putus Asa
Langkah pertama yang harus dilakukan orang tua untuk mengembangkan sifat tekun anak adalah menjauhkan mereka dari faktor yang bisa membuat mereka mudah putus asa dan ogah untuk tekun.

Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan orang tua. Misalnya tidak memberikan tekanan kepada anak untuk selalu berhasil, selalu mengapresiasi usaha yang dilakukan anak (bukan hasil), beri anak pemahaman bahwa kesuksesan hanya bersifat sementara, dan selalu pahami tingkat kemampuan anak.

2. Apresiasi Usaha Anak
Salah satu Psikolog dari Stanford, Carol Dweck menemukan bahwa kecerdasan anak cenderung tidak bertahan ketika kepintaran mereka dipuji sebab anak akan merasa cepat puas. Namun, anak akan merasa lebih termotivasi dan terus berusaha keras ketika dipuji atas usaha dan kerja kerasnya, bukan hasilnya.

Baca Juga :  Google Rilis Panduan Untuk Mengembangkan Pendidikan Berbasis Teknologi Di Indonesia.

Menurut Carol, memuji usaha anak, bukan hasil yang diperoleh mampu mengembangkan ketekunan mereka. Selain itu, bila usahanya dipuji, anak akan terdorong untuk sukses tanpa mengharapkan imbalan, seperti hadiah.

3. Berikan Anak Waktu untuk Beristirahat
Bila terlihat ingin menyerah dan lelah ketika sedang mengerjakan sesuatu, mintalah anak untuk membagi waktu antara istirahat dan melakukan aktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah meletakkan timer untuk mengatur berapa lama mereka dapat beraktivitas.

Jelaskan pada anak bahwa mereka hanya perlu melakukan aktivitas sampai waktu telah habis. Setelah itu, mintalah mereka untuk beristirahat sebelum mengatur kembali timer untuk beraktivitas. Dengan demikian, fokus anak akan semakin mudah terbagi.

Baca Juga :  Simak Zodiak Paling Beruntung di Bulan Maret 2024! Adakah Zodiacmu?

4. Latih Anak untuk Mandiri
Borba menyarankan orang tua agar tidak terlalu sering membantu anak untuk melakukan hal yang bisa mereka lakukan sendiri. Ajarkan anak untuk mandiri sejak dini.

Penulis buku “Thrivers: The Surprising Reasons Why Some Kids Struggle and Others Shine” ini menyebutkan, setiap kali orang tua melakukan sesuatu untuk anak, mereka akan semakin bergantung pada orang tua dan tidak terbiasa untuk mandiri.

5. Validasi Perasaan Anak
Ketika anak mulai terlihat menyerah, itu mungkin karena mereka tidak dapat menemukan jalan keluar dari sebuah masalah. Bila itu terjadi, usahakan untuk validasi perasaan anak dengan mengatakan bahwa itu adalah perasaan yang normal. Ajaklah mereka untuk istirahat agar perasaannya dapat lebih tenang.

Setelah itu, bantu mereka mengetahui kesalahan yang menghalangi mereka ketika melakukan sesuatu. Bila masalahnya telah ditemukan, bantulah anak untuk fokus mengatasinya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan