“Malaysia juga begitu. Tapi di sana, penduduk Tionghoa mencapai 30%. Jadi, perbandingan ekonomi yang dikuasai Tionghoa dengan total ekonomi Malaysia hanya 1 banding 2,” katanya.
Menurut JK, masalah besar adalah kurangnya jumlah warga Indonesia yang menjadi pengusaha.
“Tentu saja, para sahabat kita yang berasal dari etnis Tionghoa penting karena mereka membayar pajak dan memberi pekerjaan kepada orang lain. Tapi tantangan terbesar ada pada diri kita sendiri. Mereka tidak salah karena kurangnya jumlah kita,” jelasnya.
“Oleh karena itu, tantangan terbesar saat ini adalah kewirausahaan. Tidak hanya ilmu pengetahuan, tetapi juga pemikiran cendikiawan,” tambahnya.