Indo1.id – Kayu cendana adalah salah satu jenis kayu yang memiliki aroma harum dan khas yang banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti industri farmasi, kosmetika, parfum, kerajinan, dan keagamaan.
Kayu cendana berasal dari pohon cendana (Santalum album L.) yang termasuk dalam famili Santalaceae. Pohon cendana tumbuh endemik di wilayah Nusa Tenggara Timur dan Maluku Tenggara Barat, namun juga tersebar di beberapa daerah lain di Indonesia, seperti Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, Sulawesi, dan Maluku.
Kayu cendana memiliki kandungan senyawa santalol yang merupakan sumber aroma dan minyaknya. Senyawa ini banyak digunakan sebagai bahan baku obat-obatan, kosmetik, lilin aromaterapi, dupa, dan minyak wangi.
Selain itu, kayu cendana yang memiliki kandungan santalol rendah biasanya dijadikan bahan ukiran dan kerajinan lain dengan nilai jual tinggi.
Kayu cendana telah menjadi komoditas perdagangan sejak zaman kuno. Bangsa Cina, India, Arab, Eropa, dan Portugis telah mengincar kayu cendana dari Indonesia sejak abad ke-15 hingga abad ke-19.
Kayu cendana menjadi salah satu rempah-rempah yang dicari karena aromanya yang dapat mengusir serangga dan menjaga kesegaran tubuh.
Kayu cendana juga digunakan sebagai bahan barter dengan gading gajah atau barang-barang lain.
Selain manfaatnya yang beragam, kayu cendana juga memiliki mitos-mitos yang berkembang di masyarakat.
Mitos-mitos ini biasanya berkaitan dengan kepercayaan, budaya, atau sejarah dari suatu daerah atau bangsa.
Berikut adalah beberapa mitos kayu cendana yang menarik untuk diketahui: