DDB meminta maaf pada hari Minggu dan mengakui penggunaan “rekaman stok asing”, yang mereka gambarkan sebagai “pengawasan yang tidak menguntungkan dari pihak agensi kami” dalam sebuah pernyataan.
Mereka menyatakan bahwa proses penyaringan dan persetujuan yang tepat seharusnya diikuti dengan ketat.
Selain itu, mereka juga mengakui bahwa penggunaan rekaman stok asing dalam kampanye promosi Filipina adalah tindakan yang sangat tidak tepat dan bertentangan dengan tujuan Departemen Pariwisata (DOT).
Dalam pernyataannya, Kementerian Pariwisata menyatakan bahwa mereka telah berulang kali meminta DDB untuk mengonfirmasi orisinalitas dan kepemilikan semua materi yang digunakan dalam presentasi audio-visual (AVP) dan visual utama yang disajikan kepada departemen tersebut.
Namun, DDB berulang kali meyakinkan Kementerian Pariwisata bahwa semua materi tersebut asli dan dimiliki secara sah.
Beberapa gambar yang digunakan dalam video promosi tersebut ternyata dapat ditemukan di situs web penyedia rekaman stok.
Misalnya, cuplikan sawah terasering ditemukan di Pond5, yang mengidentifikasi lokasinya sebagai Ubud di pulau wisata Bali, Indonesia.
Videvo juga memiliki bidikan yang sama dengan gambar bukit pasir yang digunakan dalam iklan DDB, tetapi mereka menyatakan bahwa lokasinya adalah Cumbuco di timur laut Brasil.
Rekaman lain dalam video tersebut menampilkan seorang nelayan menebarkan jaring sambil mengenakan topi yang tidak biasa digunakan di Filipina,