Efek ini tidak bisa dijelaskan dengan teori gelombang cahaya, karena gelombang cahaya seharusnya tidak bisa memberikan energi yang cukup untuk melepaskan elektron.
Efek ini baru bisa dijelaskan dengan teori partikel cahaya, yaitu foton, yang memiliki energi yang tergantung pada frekuensi cahaya.
Efek ini pertama kali diamati oleh Heinrich Hertz pada tahun 1887 dan dijelaskan oleh Albert Einstein pada tahun 1905.
– Efek Compton: Efek ini terjadi ketika cahaya bertumbukan dengan sebuah partikel, misalnya elektron, dan mengalami perubahan panjang gelombang dan arah.
Efek ini tidak bisa dijelaskan dengan teori gelombang cahaya, karena gelombang cahaya seharusnya tidak bisa bertumbukan dengan partikel.
Efek ini baru bisa dijelaskan dengan teori partikel cahaya, yaitu foton, yang memiliki momentum yang tergantung pada panjang gelombang cahaya.
Efek ini pertama kali diamati oleh Arthur Compton pada tahun 1922.
– Interferensi dan difraksi cahaya: Interferensi adalah fenomena di mana dua atau lebih gelombang saling bertemu dan menghasilkan pola gelombang baru yang bergantung pada fase dan amplitudo gelombang-gelombang tersebut.
Difraksi adalah fenomena di mana gelombang melengkung ketika melewati celah atau rintangan.
Interferensi dan difraksi adalah sifat khas dari gelombang, termasuk cahaya. Interferensi dan difraksi cahaya bisa diamati dengan menggunakan celah ganda atau kisi difraksi.
Interferensi dan difraksi cahaya pertama kali diamati oleh Thomas Young pada tahun 1801 dan Joseph von Fraunhofer pada tahun 1814.
Light duality adalah fenomena yang menunjukkan bahwa cahaya memiliki sifat ganda sebagai gelombang dan partikel.
Fenomena ini merupakan salah satu konsep dasar dalam fisika kuantum yang membuka pintu untuk mempelajari fenomena-fenomena lain yang lebih rumit dan menakjubkan di alam semesta.
Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan Anda wawasan baru tentang light duality.