Spanyol Darurat Cuaca Panas Ekstrim, Pekerjaan di Luar Ruangan Dilarang dsn Terjadi Kekeringan

  • Bagikan
Wanita muda kepanasan dengan membawa kipas di jalanan kota Sevilla Spanyol. (Foto : Reuters)

Indo1.id – Spanyol sedang menghadapi kondisi cuaca panas ekstrem yang berdampak pada kesehatan, lingkungan, dan ekonomi.

Suhu udara di beberapa wilayah mencapai 44 derajat Celsius, yang merupakan suhu terpanas dalam 100 tahun terakhir.

Pemerintah Spanyol mengambil langkah-langkah untuk mengatasi situasi ini, termasuk melarang pekerjaan di luar ruangan.

Baca Juga :  India Sukses Mendaratkan Chandrayaan di Bulan, Jadi Negara Keempat yang Melakukan Hal Ini

Gelombang panas yang melanda Spanyol sejak awal Mei 2023 disebabkan oleh perubahan iklim global, yang meningkatkan frekuensi dan intensitas fenomena ini.

Menurut badan cuaca nasional Spanyol, Agencia Estatal de Meteorologia (AEMET), gelombang panas pada bulan Juni telah meningkat tiga kali lipat dalam 12 tahun terakhir.

Bahkan kekeringan yang berimbas kepada kebutuhan akan air diperkirakan terjadi dalam waktu dekat.

Baca Juga :  Donald Trump: Semua Tentara AS Selamat dari Rudal Iran

Warga kota-kota Catalonia harus membatasi konsumsi air hingga 200 liter per kapita per hari. Di Juli, konsumsi air warga sekitar 243 liter.

“Kami sudan mengalami kekeringan selama 30 bulan,” kata Direktur Badan Air Catalan (ACA) Samuel Reyes pada konferensi pers menjelaskan fenomen kekeringan yang sebenarnya sudah terasa sejak 2022, dikutip Anadolu Agency Selasa (8/8/2023).

Baca Juga :  Pelepasan Air Limbah Nuklir Jepang Picu Ketegangan dengan Korea Selatan dan Tiongkok

“Pemotongan air seringkali kontraproduktif karena warga mulai mengisi bak mandi atau menimbun air saat dinyalakan. Sebaliknya, kami mendorong mereka untuk memasang peralatan yang menurunkan tekanan air,” tambah Reyes.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan