Mitos, Manfaat, dan Ciri-Ciri Kayu Jati, Sangat Istimewa di Mata Orang Jawa.

  • Bagikan
Hutan Pohon Jati yang rindang. (Foto: susan galery)

Misalnya, ada orang Solo yang diikuti angin kencang dan didatangi angin puting beliung setelah berkunjung ke hutan Donoloyo karena membuat status di Whatsapp yang menghina tempat tersebut.

Selain mitos tentang hutan Donoloyo, ada juga mitos tentang jenis-jenis kayu jati yang berbeda-beda.

Di Jawa, terdapat beberapa jenis kayu jati seperti jati lengo atau jati malam, jati sungu, jati werut, jati doreng, jati kembang, dan jati kapur.

Baca Juga :  Mitos Kayu Luz, Bersejarah dan Sarat Makna

Masing-masing jenis kayu jati memiliki ciri-ciri fisik dan sifat-sifat tertentu yang membedakannya.

Misalnya, jati lengo memiliki kayu yang keras, berat, halus, dan berminyak dengan warna gelap dan bergaris.

Jati sungu memiliki kayu yang berwarna hitam, padat, dan berat. Jati werut memiliki kayu yang keras dan serat berombak.

Jati doreng memiliki kayu yang sangat keras dengan warna loreng-loreng hitam menyala.

Jati kembang memiliki kayu yang lembut dengan warna merah muda atau kuning muda.

Baca Juga :  Kemampuan Penglihatan Kucing: Bukan Hanya Mitos, Fakta Menarik Terungkap!

Jati kapur memiliki kayu yang berwarna keputih-putihan karena mengandung banyak kapur.

Selain ciri-ciri fisiknya, jenis-jenis kayu jati juga dipercaya memiliki makna simbolis dan mistis bagi masyarakat Jawa.

Misalnya, jati lengo dipercaya sebagai lambang kesaktian dan kekuasaan karena warna gelapnya yang menyerupai besi hitam atau wesi aji.

Jati sungu dipercaya sebagai lambang keberanian dan keteguhan hati karena warna hitamnya yang menyerupai darah kental atau getih.

Baca Juga :  Mitos Mengungkap Keajaiban Kayu Tali Arus dalam Meditasi

Jati werut dipercaya sebagai lambang kekayaan dan kemakmuran karena serat berombaknya yang menyerupai uang logam atau uang koin.

Jati doreng dipercaya sebagai lambang keindahan dan kesenian karena warna loreng-lorengnya yang menyerupai batik atau sulaman.

Jati kembang dipercaya sebagai lambang kesucian dan kelembutan karena warna merah muda atau kuning mudanya yang menyerupai bunga atau kembang.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan