Selain itu, gamelan-gamelan ini juga dapat mempengaruhi cuaca dan alam sekitar, seperti membuat hujan turun atau angin bertiup.
– Mitos tentang ritual labuhan. Setelah prosesi hajad dalem sekaten selesai, gamelan-gamelan ini akan dibawa kembali ke dalam Keraton dalam prosesi kondur gangsa.
Sebelum itu, Sultan akan menyebarkan udhik-udhik atau uang koin kepada masyarakat sebagai bentuk sedekah.
Selain itu, Sultan juga akan melaksanakan ritual labuhan, yaitu menghanyutkan benda-benda tertentu yang disebut ubarampe labuhan ke laut dan gunung.
Ritual labuhan ini dimaksudkan sebagai doa dan pengharapan untuk membuang sifat buruk dan menjaga keselarasan alam.
– Mitos tentang pasar malam sekaten.
Selama prosesi hajad dalem sekaten berlangsung, di sekitar Masjid Gedhe Kauman juga digelar pasar malam sekaten, yang menawarkan berbagai macam hiburan dan dagangan.
Pasar malam ini merupakan salah satu daya tarik bagi masyarakat untuk datang dan merayakan sekaten bersama-sama.
Pasar malam ini juga memiliki mitos tersendiri, seperti bahwa barang-barang yang dibeli di sana akan membawa keberuntungan atau bahwa orang-orang yang bertemu di sana akan menjadi jodoh.
Demikian mitos acara hajad dalem sekaten keraton Yogyakarta.
Semoga bermanfaat dan menambah wawasan Anda.