Muhammad pun tersentuh mendengar perkataan Syaima. Ia pun mengenali saudaranya itu dan memeluknya dengan erat.
Ia meminta maaf atas perlakuan kasar yang diterima oleh Syaima dan menawarkan untuk membebaskannya.
Ia juga memberikan pilihan kepada Syaima untuk tinggal bersamanya di Madinah atau kembali ke kampung halamannya.
Syaima memilih untuk kembali ke Bani Sa’ad karena ia sudah terbiasa hidup di sana.
Muhammad pun menghormati keputusan Syaima dan memberinya hadiah berupa pakaian, perhiasan, unta, dan uang.
Ia juga memberikan surat perlindungan kepada Syaima agar tidak diganggu oleh siapa pun.
Muhammad dan Syaima pun berpisah dengan saling mendoakan. Mereka tidak pernah bertemu lagi hingga akhir hayat mereka.
Namun, mereka tetap menyimpan rasa cinta dan hormat sebagai saudara sepersusuan yang pernah bersama-sama dalam suka dan duka.