Jadi, Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu dapat dimaknai sebagai ilmu hakikat dan makrifat dari Tuhan yang dapat membawa manusia ke dalam kedamaian dan keselamatan di dunia dan akhirat dengan cara menundukkan dan mengendalikan nafsu.
Riwayat Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu
Dalam tradisi sastra Jawa Kuno, istilah Sastra Jendra Hayuningrat dikenal dalam teks Uttarakanda Jawa Kuno.
Teks ini adalah gubahan dari teks Uttarakanda Sanskerta pada akhir abad ke-10 Masehi. Teks ini berisi tentang kisah Rahvanotpatti atau kelahiran Rahwana.
Kisah ini menceritakan tentang keinginan Sumali untuk mengawinkan putrinya yang berwajah cantik bernama Kaikasi dengan Visrava, dengan harapan supaya ia memperoleh keturunan yang menyerupai Vaisravana, seorang dewa cemerlang. Visrava adalah seorang resi sakti yang memiliki ilmu Sastra Jendra Hayuningrat. Sumali mengumumkan sayembara bahwa siapa yang bisa menjabarkan ilmu tersebut, akan menjadi suami dari Kaikasi.
Visrava tertarik dengan sayembara tersebut dan berangkat ke negeri Alengka untuk meninang Kaikasi.
Karena ilmu yang diajarkan oleh Visrava adalah ilmu rahasia, maka penjabaran ilmu tersebut dilakukan di tempat tertutup oleh Visrava dan Kaikasi.
Pada saat menjabarkan ilmu tersebut, terjadilah keributan di kahyangan akibat ilmu tersebut.
Untuk mencegah ilmu itu tersebar, Batara Guru dan Dewi Uma menyusup ke dunia. Batara Guru masuk ke dalam Visrava, sedangkan Dewi Uma masuk ke dalam Kaikasi.
Lalu terjadilah hubungan intim di antara Visrava dan Kaikasi.
Karena peristiwa tersebut, Visrava dinikahkan dengan Kaikasi.