- F054952CEF20F0CD41E9111C0F7F3DC2

Usai Serangan Mendadak Hamas, Israel Umumkan Keadaan Perang

  • Bagikan
Suasana perang di Gaza akibat serangan mendadak Hamas. (Foto: x @greschinov)

Indo1.id  – Israel mengumumkan bahwa mereka dalam keadaan perang setelah kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan roket besar-besaran dari Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Serangan ini menewaskan lebih dari 200 warga Israel dan melukai ratusan lainnya.

Hamas menyatakan bahwa mereka melakukan Operasi Banjir Al-Aqsa sebagai balasan atas tindakan pendudukan Israel di Yerusalem Timur dan Masjid Al-Aqsa.

Dalam serangan 20 menit pertama, Hamas mengklaim telah menembakkan lebih dari 5.000 roket ke wilayah Israel.

Sirene serangan udara berbunyi di seluruh Israel selatan dan tengah, dan terdengar ledakan di kota Tel Aviv, Ashkelon, Yavne, dan Kfar Aviv.

Gumpalan besar asap hitam terlihat membumbung tinggi dari sejumlah kota di Israel.

Gambar-gambar di media sosial menunjukkan mobil-mobil terbakar dan beberapa bangunan rusak.

Layanan ambulans Israel melaporkan satu orang tewas dan sedikitnya 15 orang terluka.

Baca Juga :  Apa itu Iron Dome? Sistem Pertahanan Israel yang Dijebol Hamas

Seorang wanita berusia 70 tahun terluka parah ketika sebuah roket menghantam sebuah bangunan di Israel selatan.

Seorang pria berusia 20 tahun mengalami luka ringan akibat pecahan roket.

Selain menembakkan roket, sejumlah pejuang Hamas juga berusaha mencapai Israel melalui laut dengan menggunakan perahu kecil.

Rekaman ponsel menunjukkan mereka ditembak oleh pasukan angkatan laut Israel.

Beberapa militan Hamas juga tampaknya telah menyeberangi perbatasan dengan menggunakan paralayang, mencapai kota Sderot di mana pertempuran senjata terdengar.

Rekaman dari kamera keamanan menunjukkan mereka memasuki kota dengan truk pickup dan sepeda motor.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan membalas serangan Hamas dengan kekuatan penuh.

“Kami tidak akan membiarkan mereka mengancam keamanan kami dan kedaulatan kami. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi warga kami dari serangan teroris ini,” katanya dalam sebuah pernyataan resmi.

Israel juga melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza, mengatakan bahwa mereka menargetkan situs-situs militer dan infrastruktur Hamas.

Baca Juga :  Mendadak Hilang Mood ? Awas Depresi, Ini Tanda-tandanya!

Para pejabat setempat mengatakan lebih dari 200 orang tewas, termasuk tiga pemimpin senior Hamas.

Ribuan orang mengungsi dari rumah-rumah mereka karena takut akan serangan lanjutan.

Serangan ini merupakan eskalasi terbesar dalam konflik antara Israel dan Palestina sejak tahun 2014.

Serangan ini juga memicu reaksi internasional, dengan sejumlah negara menyerukan penghentian kekerasan dan dialog damai.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa ia sangat prihatin dengan situasi di Timur Tengah dan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri.

Ia juga menegaskan komitmennya untuk mendukung hak Israel untuk membela diri, sekaligus mengakui hak rakyat Palestina untuk hidup dalam martabat.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengutuk serangan roket Hamas dan menyerukan penghentian segera permusuhan.

Ia juga mengingatkan bahwa tindakan militer yang tidak proporsional dapat melanggar hukum humaniter internasional.

Baca Juga :  Prabowo Subianto Akan Umumkan Gibran Rakabuming Raka Sebagai Cawapresnya Besok, Benarkah?

Konflik antara Israel dan Palestina memanas dalam beberapa minggu terakhir karena adanya ketegangan di Yerusalem Timur, tempat suci bagi umat Islam, Yahudi, dan Kristen.

Ratusan warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi Israel di Masjid Al-Aqsa, yang dipicu oleh rencana penggusuran paksa beberapa keluarga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah.

Hamas adalah kelompok militan Islam Palestina yang didirikan pada tahun 1987 dengan tujuan untuk mendirikan negara Islam di Palestina.

Hamas saat ini memerintah Jalur Gaza, wilayah Palestina di pantai Mediterania timur yang dikuasai oleh Israel sejak tahun 1967.

Hamas secara keseluruhan, atau dalam beberapa kasus sayap militernya, ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Inggris, serta negara-negara lain.

Hamas didukung oleh Iran yang mendanainya serta menyediakan senjata dan pelatihan.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan