Israel juga melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza, mengatakan bahwa mereka menargetkan situs-situs militer dan infrastruktur Hamas.
Para pejabat setempat mengatakan lebih dari 200 orang tewas, termasuk tiga pemimpin senior Hamas.
Ribuan orang mengungsi dari rumah-rumah mereka karena takut akan serangan lanjutan.
Serangan ini merupakan eskalasi terbesar dalam konflik antara Israel dan Palestina sejak tahun 2014.
Serangan ini juga memicu reaksi internasional, dengan sejumlah negara menyerukan penghentian kekerasan dan dialog damai.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa ia sangat prihatin dengan situasi di Timur Tengah dan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri.
Ia juga menegaskan komitmennya untuk mendukung hak Israel untuk membela diri, sekaligus mengakui hak rakyat Palestina untuk hidup dalam martabat.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengutuk serangan roket Hamas dan menyerukan penghentian segera permusuhan.
Ia juga mengingatkan bahwa tindakan militer yang tidak proporsional dapat melanggar hukum humaniter internasional.
Konflik antara Israel dan Palestina memanas dalam beberapa minggu terakhir karena adanya ketegangan di Yerusalem Timur, tempat suci bagi umat Islam, Yahudi, dan Kristen.
Ratusan warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi Israel di Masjid Al-Aqsa, yang dipicu oleh rencana penggusuran paksa beberapa keluarga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah.
Hamas adalah kelompok militan Islam Palestina yang didirikan pada tahun 1987 dengan tujuan untuk mendirikan negara Islam di Palestina.
Hamas saat ini memerintah Jalur Gaza, wilayah Palestina di pantai Mediterania timur yang dikuasai oleh Israel sejak tahun 1967.
Hamas secara keseluruhan, atau dalam beberapa kasus sayap militernya, ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Inggris, serta negara-negara lain.
Hamas didukung oleh Iran yang mendanainya serta menyediakan senjata dan pelatihan.