- F054952CEF20F0CD41E9111C0F7F3DC2

Apa itu Iron Dome? Sistem Pertahanan Israel yang Dijebol Hamas

  • Bagikan
Gambaran sistem Iron Dome sedang bekerja manghalau serangan roket. (Foto: x @JMichaelWaller)

Indo1.id – Iron Dome adalah sistem pertahanan udara milik Israel yang dirancang untuk mencegat dan menghancurkan roket, mortir, dan proyektil lainnya yang mengancam wilayah Israel.

Sistem ini diklaim memiliki tingkat keberhasilan mencapai 96 persen dalam menangkis serangan roket dari kelompok militan Palestina, seperti Hamas dan Jihad Islam.

Namun, dalam konflik terbaru antara Israel dan Hamas yang meletus sejak 10 Mei 2021, sistem Iron Dome tampaknya tidak mampu menghadapi gelombang roket yang ditembakkan oleh Hamas dari Jalur Gaza.

Menurut laporan media, sekitar 5.000 roket telah ditembakkan oleh Hamas ke Israel, dan sebagian dari roket-roket itu berhasil menembus pertahanan Iron Dome dan mengenai sasaran di Israel.

Bagaimana bisa sistem Iron Dome yang terkenal canggih itu dijebol oleh Hamas? Apa kelemahan dan keunggulan sistem Iron Dome?

Bagaimana cara kerja dan sejarah pengembangan sistem Iron Dome? Artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Apa itu Iron Dome?

Iron Dome adalah sistem pertahanan darat ke udara yang terdiri dari radar dan roket pencegat yang mampu melacak dan menetralisir setiap roket yang ditembakkan ke sasaran di Israel.

Sistem ini menggunakan radar untuk mendeteksi roket yang masuk, kemudian menghitung lintasan dan titik jatuhnya.

Jika roket tersebut dianggap berbahaya, sistem ini akan meluncurkan roket pencegat yang disebut Tamir untuk menghancurkannya di udara.

Sistem Iron Dome memiliki jangkauan sekitar 70 km dan dapat menangani beberapa ancaman secara bersamaan.

Sistem ini juga dapat membedakan antara roket yang akan mengenai daerah berpenduduk atau daerah kosong, sehingga menghemat biaya dan amunisi.

Setiap baterai Iron Dome dapat dilengkapi dengan tiga atau empat peluncur, masing-masing dengan 20 roket pencegat.

Baca Juga :  Benarkah Israel Sudah Berhasil Ciptakan Embrio Manusia?

Sistem Iron Dome dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Israel, Rafael Advanced Defense Systems, dengan bantuan dari Amerika Serikat.

Sistem ini mulai beroperasi pada tahun 2011 dan telah digunakan dalam beberapa konflik antara Israel dan Palestina, seperti Operasi Pilar Pertahanan pada tahun 2012 dan Operasi Protective Edge pada tahun 2014.

Apa kelemahan dan keunggulan Iron Dome?

Sistem Iron Dome memiliki beberapa kelemahan dan keunggulan yang perlu diketahui. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Kelemahan:

– Sistem Iron Dome tidak dapat menangani semua jenis ancaman udara, seperti pesawat tempur, rudal balistik, atau drone. Sistem ini hanya efektif untuk menghadapi roket jarak pendek atau menengah.

– Sistem Iron Dome memiliki kapasitas terbatas dalam jumlah roket pencegat yang dapat diluncurkan.

Setiap roket pencegat berharga sekitar 50 ribu dolar AS, sedangkan setiap roket Hamas hanya berharga sekitar 800 dolar AS. Jika Hamas menembakkan banyak roket secara bersamaan atau berulang-ulang, sistem Iron Dome bisa kehabisan amunisi atau kewalahan.

– Sistem Iron Dome tidak dapat menjamin perlindungan 100 persen bagi warga Israel.

Beberapa roket Hamas bisa lolos dari deteksi atau intersepsi sistem Iron Dome karena faktor-faktor seperti cuaca, kesalahan teknis, atau kesalahan manusia.

Beberapa roket juga bisa jatuh di dekat sasaran atau meledakkan roket pencegat di atas permukiman warga.

Keunggulan:

– Sistem Iron Dome telah membuktikan kemampuannya dalam mengurangi korban jiwa dan kerusakan akibat serangan roket Hamas.

Menurut laporan media, sistem Iron Dome telah berhasil mencegat sekitar 90 persen dari roket-roket yang ditembakkan oleh Hamas ke Israel.

Sistem ini juga telah menyelamatkan banyak nyawa warga sipil Israel dari konflik yang berlangsung selama lebih dari satu dekade.

Baca Juga :  Ngeri, Israel Lancarkan Serangan ke Jenin, Delapan Warga Palestina Tewas!

– Sistem Iron Dome memberikan rasa aman dan percaya diri bagi warga Israel dalam menghadapi ancaman Hamas.

Sistem ini juga memberikan keuntungan strategis dan psikologis bagi militer Israel dalam melancarkan serangan balasan terhadap Hamas.

Sistem ini juga menunjukkan kemajuan teknologi dan kemandirian pertahanan Israel di mata dunia.

– Sistem Iron Dome merupakan salah satu sistem pertahanan udara tercanggih dan terinovatif di dunia.

Sistem ini telah menjadi contoh dan inspirasi bagi negara-negara lain yang menghadapi ancaman serupa, seperti Amerika Serikat, India, dan Korea Selatan.

Sistem ini juga telah menjadi sumber pendapatan dan kerjasama bagi industri pertahanan Israel.

Bagaimana cara kerja dan sejarah pengembangan Iron Dome?

Sistem Iron Dome bekerja dengan cara sebagai berikut:

– Pertama, sistem Iron Dome menggunakan radar untuk mendeteksi roket yang ditembakkan oleh Hamas dari Jalur Gaza.

Radar tersebut dapat mengidentifikasi jenis, kecepatan, arah, dan lintasan roket tersebut.

– Kedua, sistem Iron Dome mengirimkan informasi tersebut ke pusat komando dan kontrol yang akan menghitung titik jatuh roket tersebut.

Pusat komando dan kontrol akan memutuskan apakah roket tersebut berbahaya atau tidak, dan apakah perlu dilakukan intersepsi atau tidak.

– Ketiga, jika roket tersebut dianggap berbahaya, sistem Iron Dome akan meluncurkan roket pencegat yang disebut Tamir untuk menghancurkannya di udara.

Roket pencegat tersebut dilengkapi dengan hulu ledak yang akan meledak saat mendekati roket target.

Ledakan tersebut akan menghancurkan roket target atau mengubah lintasannya agar jatuh di daerah yang tidak berbahaya.

Sistem Iron Dome dikembangkan dengan sejarah sebagai berikut:

– Sistem Iron Dome mulai dikembangkan pada tahun 2007 sebagai respons terhadap serangan roket yang dilakukan oleh Hamas dan Jihad Islam dari Jalur Gaza ke Israel.

Baca Juga :  Pusat Data Nasional Sementara 'PDNS' Alami Serangan Siber 'Ransomeware', Apa Itu?

Serangan roket tersebut telah menimbulkan korban jiwa dan kerusakan di wilayah selatan Israel, terutama kota Sderot.

– Sistem Iron Dome dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Israel, Rafael Advanced Defense Systems, dengan bantuan dari Amerika Serikat.

Amerika Serikat telah memberikan bantuan dana sebesar 1,6 miliar dolar AS untuk pengembangan dan pengadaan sistem Iron Dome sejak tahun 2011.

– Sistem Iron Dome mulai beroperasi pada tahun 2011 dan telah digunakan dalam beberapa konflik antara Israel dan Palestina, seperti Operasi Pilar Pertahanan pada tahun 2012 dan Operasi Protective Edge pada tahun 2014.

Sistem ini juga telah digunakan dalam konflik antara Israel dan Hizbullah di Lebanon pada tahun 2019.

– Sistem Iron Dome terus mengalami peningkatan dan pengembangan seiring dengan perkembangan teknologi dan ancaman.

Beberapa peningkatan yang dilakukan antara lain adalah penambahan jangkauan, kapasitas, mobilitas, akurasi, dan kemampuan untuk menangani ancaman lain seperti drone atau pesawat tempur.

Kesimpulan

Iron Dome adalah sistem pertahanan udara milik Israel yang dirancang untuk mencegat dan menghancurkan roket, mortir, dan proyektil lainnya yang mengancam wilayah Israel.

Sistem ini diklaim memiliki tingkat keberhasilan mencapai 96 persen dalam menangkis serangan roket dari kelompok militan Palestina, seperti Hamas dan Jihad Islam.

Namun, dalam konflik terbaru antara Israel dan Hamas yang meletus sejak 10 Mei 2021, sistem Iron Dome tampaknya tidak mampu menghadapi gelombang roket yang ditembakkan oleh Hamas dari Jalur Gaza.

Menurut laporan media, sekitar 5.000 roket telah ditembakkan oleh Hamas ke Israel, dan sebagian dari roket-roket itu berhasil menembus pertahanan Iron Dome dan mengenai sasaran di Israel.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan