Sendang ini dipercaya berada di Desa Jolotundo, Kecamatan Jetis.
Di sisi lain, adiknya, Roro Wilis, terjebak di dalam sumur beracun di hutan Bendo, Jolotundo, akibat perangkap seorang nenek tua.
Kulit Roro Wilis menjadi berbintik-bintik hitam putih (blorok) karena kontak dengan air sumur beracun tersebut.
Ketika adik dan kakak akhirnya bertemu, Joko Welas tidak mengenali bahwa perempuan itu adalah adik kandungnya.
Kemudian, ayah mereka, Wiro Bastam, menghampiri mereka berdua.
Melihat kedua anaknya yang saling bertengkar, Wiro Bastam marah dan mengutuk keduanya menjadi batu.
Legenda ini menjadi salah satu cerita yang dikenal di wilayah Mojokerto, menciptakan mitos Watu Blorok yang menyimpan kisah kutukan yang berusia ratusan tahun.