Mitos Tugu Jogja: Penanda Sejarah dan Persatuan

  • Bagikan
Tugu Jogja. (Foto Instagram @infojogjaterkini)

Hal ini mengakibatkan hilangnya makna persatuan dalam struktur tugu.

Pada tahun 1889, pemerintah Belanda merenovasi tugu ini.

Bangunan Tugu Pal Putih yang sekarang memiliki bentuk persegi dengan ukiran prasasti pada setiap sisinya, yang mencantumkan siapa yang terlibat dalam pembangunannya.

Puncak tugu tidak lagi berbentuk bulat, dan ketinggiannya juga dipangkas menjadi 15 meter.

Baca Juga :  Mitos Kediri, Kota Tertua Ketiga di Indonesia, dan Kutukan yang Menakutkan

Pergantian ini membuat Tugu Golong Gilig berubah nama menjadi De Witt Paal atau Tugu Pal Putih.

Renovasi ini awalnya dimaksudkan untuk melemahkan persatuan antara rakyat dan raja, namun, upaya tersebut gagal setelah tugu ini diresmikan oleh Sri Sultan HB VII pada tanggal 3 Oktober 1889.

Tugu Jogja memiliki keunikan dengan simbol-simbol seperti kering (Hasta Karya), panah, daun “waru,” daun loto, bentuk praba, bintang sudut enam, deretan titik, dan wajik bentuk air tetes.

Baca Juga :  Mitos, Keajaiban dan Misteri dari Bumi Darat Uwai Mamuju, Sulawesi Barat

Selain itu, puncak Tugu Jogja berbentuk spiral.

Semua ini membuat tugu ini menjadi simbol sejarah, perjuangan, dan persatuan yang tak terlupakan dalam kota Jogja.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan