Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh Jaka Tarub dan Sekar adalah membangun sebuah candi di Bukit Ijo, sebagai tempat pemujaan kepada Dewa Siwa dan Dewi Uma.
Jaka Tarub dan Sekar pun bersusah payah membangun candi tersebut, dengan bantuan para penduduk sekitar. Setelah candi selesai dibangun, Nawang Wulan pun kembali ke Bukit Ijo, dan bersatu kembali dengan Jaka Tarub dan Sekar. Mereka pun hidup bahagia di Bukit Ijo, yang kemudian dikenal sebagai Candi Ijo.
Daya Tarik Candi Ijo
Candi Ijo memiliki daya tarik yang menarik bagi para wisatawan, baik dari segi sejarah, budaya, maupun alam.
Candi ini merupakan salah satu candi Hindu tertua dan tertinggi di Yogyakarta, yang menyimpan banyak misteri dan keindahan.
Candi ini juga memiliki arsitektur yang unik dan megah, dengan relief-relief yang bercorak Hindu. Candi ini juga memiliki arca-arca yang bernilai seni tinggi, seperti arca Siwa, Ganesha, Durga, dan Nandi.
Selain itu, Candi Ijo juga memiliki pemandangan alam yang indah dan menawan, dengan latar belakang Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.
Candi ini juga menghadap ke barat, sehingga dapat menjadi tempat yang ideal untuk menikmati matahari terbenam. Candi ini juga memiliki udara yang sejuk dan segar, karena berada di ketinggian yang cukup tinggi.
Candi Ijo merupakan salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat berada di Yogyakarta, karena menawarkan pengalaman yang berbeda dan menyenangkan.
Candi ini dapat memberikan wawasan tentang sejarah dan budaya Hindu di Jawa, serta menikmati keindahan alam yang mempesona.
Candi ini juga dapat menjadi tempat yang cocok untuk bersantai dan bermeditasi, karena memiliki suasana yang tenang dan damai.