Dari COP29 Azerbaijan, PLN Boyong Lima Kerja Sama Strategis untuk Transisi Energi di Tanah Air

  • Bagikan
Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia dalam COP29, Hashim Djojohadikusumo (ketiga dari kiri) berfoto bersama Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq (kiri), Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni (kedua dari kiri), Komisaris Utama PLN, Burhanuddin Abdullah (ketiga dari kanan), Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kanan), Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup, Laksmi Dhewanthi (kedua dari kanan), dan CEO Global Energy Alliances for People and Planet (GEAPP), Woochong Um (tengah) setelah meluncurkan program Renewable Energy Access for Last Mile pada Leading the Charge: Strategic Partnership to Catalyze Decarbonization di Baku, Azerbaijan pada Rabu, (13/11). Program ini berfokus pada peningkatan akses energi terbarukan dan mendorong dedieselisasi untuk pulau-pulau terpencil di Indonesia dan bertujuan untuk mengatasi tantangan akses energi di wilayah-wilayah yang terisolasi.

Indo1.id – PT PLN (Persero) menjalin lima kerja sama strategis dalam transisi energi di Indonesia dengan lima mitra internasional pada perhelatan Conference of the Parties (COP) 29 di Baku, Azerbaijan. Kerja sama pendanaan, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia ini untuk mendukung pengembangan infrastruktur energi bersih di Indonesia guna mencapai swasembada energi yang berkelanjutan.

Kolaborasi global ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding dan Grant Agreement antara PLN dan lima mitra internasional dalam acara bertajuk “Leading the Charge: Strategic Partnership to Catalyze Decarbonization”. Kelima mitra tersebut yakni United Kingdom Export Finance (UKEF), Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW), Sembcorp Utilities Pte Ltd, Transportasi Gas Indonesia (TGI), dan Global Energy Alliance for People and Planet (GEAPP).

Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia dalam COP29, Hashim Djojohadikusumo menjelaskan bahwa kehadiran Indonesia di COP 29 menandai komitmen kuat Presiden Prabowo Subianto untuk menanggulangi perubahan iklim. Oleh sebab itu, Ia mengajak seluruh pihak untuk menghadapi tantangan ini dan menangkap peluang yang muncul ke depan.

“Perubahan iklim global menghendaki suatu solusi global. Tak ada negara yang bisa menghadapinya sendiri. Satu-satunya cara untuk terus melangkah maju adalah melalui kolaborasi,” ujar Hashim.

Baca Juga :  DKI Jakarta Mengkaji Syarat Kepemilikan Garasi Untuk Perpanjang Masa Berlaku STNK Dan SIM Pemilik Mobil.

Hashim menyampaikan, Pemerintah Indonesia telah meluncurkan strategi baru dalam transisi energi melalui penambahan kapasitas pembangkit energi hijau untuk 15 tahun ke depan. Pihaknya akan menambah 75% atau sekitar 75 gigawatt (GW) dari total 100 GW pembangkit listrik berbasis energi terbarukan. Strategi ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menyediakan energi yang bersih dan terjangkau melalui swasembada energi.

Baca Juga :  Megawati, Sang Pemimpin Strategis Pengusung Ganjar Pranowo - Mahfud Md

“Kami berterima kasih kepada para mitra internasional atas kerja kerasnya dalam membantu kami memerangi perubahan iklim. Presiden Prabowo telah memberikan mandat untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, Presiden memiliki strategi baru dalam mendorong pertumbuhan ekonomi 8%, salah satunya melalui transisi energi,” ungkapnya.

  • Bagikan