Kampung Sumbersari, Sentra Rempah Dan Jamu Gendong Semarang.

  • Bagikan
๐˜’๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜‘๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜š๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜‘๐˜ข๐˜ธ๐˜ข ๐˜›๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฉ.

Indo1.id II Ada beberapa kampung yang kebanyakan warganya bekerja sebagai peracik jamu, yaitu kampung Sumbersari, Wonopolo Mijen, dan Ngadirgo Mijen.

Para ibu-ibu di kampung tersebut sejak pagi dini hari sudah bangun untuk meracik jamu.

Warga yang tinggal di kampung Sumbersari, Wonopolo dan Kampung Ngadirgo, Kecamatan Mijen mayoritas berprofesi sebagai pembuat jamu.

Baca Juga :  Resep Terong Kecap Pedas, Bikin Makan Jadi nambah!

Di Wonopolo, terdapat 50 orang perajin dan pedagang jamu, sementara itu di Ngadirgo ada 25 orang pengracik dan pedagang jamu.

Salah satu pedagang jamu menuturkan, Dia selalu bangun pagi untuk meracik jamu gendong.

Menurutnya meracik jamu itu butuh keahlian khusus. Meracik jamu itu tak bisa sembarangan dan butuh ketelatenan khusus.

Baca Juga :  Simak Resep Mudah Bikin Puding Koktail, Segar, Enak, dan Nikmat di Cuaca Terik!

“Bahan-bahan seperti kunyit, kayu pepet, asam jawa, dan sambiroto harus diracik secara telaten,” kata dia.

Setelah jamu selesai dibuat, mereka kemudian menjajakannya keliling kampung.

Pada awal kemunculannya, mereka menjajakan jamu dengan cara digendong. Hal ini menjadi pemandangan yang menarik untuk dilihat.

Seiring berkembangnya sarana transportasi, mereka mulai menjajakan jamu dengan sepeda atau kendaraan bermotor.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan