Indo1.id II Dalam Islam, seorang pria diperbolehkan untuk mandi bersama istrinya, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mandi dengan istrinya. Juga, suami diperbolehkan untuk melakukan hubungan seksual dengan istrinya di kamar mandi.
Ulama terkemuka Arab Saudi Dr ` Abdul – Wahhab bin Nasir Al-Tariri, menjawab pertanyaan tersebut sebagai berikut:
Semoga Allah menolong Anda untuk berbuat kebaikan dan membuat Anda puas dengan apa yang DiizinkanNya sehingga Anda akan tidak membutuhkan apa yang Dia larang. Apa yang telah Anda sebutkan dalam pertanyaan Anda dapat dijelaskan sebagai berikut :
1 . Kamar mandi di rumah-rumah modern sangat berbeda dengan tempat-tempat yang digunakan di masa lalu untuk bersih diri, yang ketika itu antara kamar mandir dan tempat buang air menjadi satu ruangan dan kotor. Kamar mandi modern sudah tidak seperti itu, melainkan tetap terjaga kebersihannya dan tidak ada kotoran di dalamnya.
Oleh karena itu kamar mandi modern tidak bisa disamakan dengan tempat buang air di masa lalu, ada perbedaan yang jelas antara mereka. Atas dasar ini, tidak ada alasan yang melarang seseorang berhubungan intim di kamar mandi, seperti yang Anda sebutkan.
2 . Seorang pria memenuhi hasrat seksual dengan istrinya sering kali akibat dipicu oleh stimulus tertentu, baik melihat atau menyentuh, dan lain-lain. Memenuhi keinginannya yang datang pada situasi seperti ini adalah suatu cara menjaga kesucian dirinya dan menundukkan pandangannya (dari melihat wanita lain). Inilah yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada kita, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى امْرَأَةً فَأَتَى امْرَأَتَهُ زَيْنَبَ وَهِيَ تَمْعَسُ مَنِيئَةً لَهَا فَقَضَى حَاجَتَهُ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى أَصْحَابِهِ فَقَالَ إِنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ وَتُدْبِرُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ فَإِذَا أَبْصَرَ أَحَدُكُمْ امْرَأَةً فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مَا فِي نَفْسِهِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melihat seorang wanita, lalu beliau mendatangi istrinya, yaitu Zainab yang sedang menyamak kulit. Lalu beliau menunaikan hajatnya. Setelah itu, beliau pergi menemui para sahabatnya, lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya wanita itu datang dan pergi bagaikan syetan. Maka bila kamu melihat seorang wanita, datangilah isterimu, karena yang demikian itu dapat menentramkan gejolak hatimu.” (HR. Muslim)