Syahril menjeladkan bahwa subvarian BA.4 dan BA.5 ini memang memiliki kemampuan lebih cepat menular dibandingkan varian Omicron sebelumnya.
Selain itu, kedua subvarian baru itu juga memiliki karakteristik untuk menurunkan kemampuan terhadap terapi beberapa jenis antibodi monoklonal hingga memiliki kemampuan untuk lolos dari perlindungan kekebalan vaksinasi dan infeksi varian Omicron.
“Yang mungkin perlu kita waspadai yaitu immune escape,” katanya.
Syahril juga mengatakan bahwa dari 20 kasus yang dilaporkan dari kedua subvarian itu, mayoritas mengalami gejala ringan dengan yang paling banyak dilaporkan adalah demam dan batuk.
Disusul sakit tenggorokan, pilek, mual, badan pegal, dan ada pula yang tidak bergejala.
Dari 20 pasien yang telah diidentifikasi, delapan orang merupakan pasien berjenis kelamin laki-laki, dan 12 lainnya perempuan.