Destinasi Wisata Tradisi Lompat Batu Pulau Nias.

  • Bagikan
Destinasi Wisata Tradisi Lompat Batu Pulau Nias.

Anak laki-laki di Nias mulai berlatih untuk melompati batu sejak umur tujuh tahun. Mereka akan terus melompati tali yang dijadikan pengganti dari batu dengan ketinggian yang disesuaikan dengan umur dan kemampuan sang anak, dan akhir dari latihan tersebut sang anak akan melompati batu yang sesungguhnya.

Setiap desa atau pemukiman penduduk dipagari dengan batu sebagai pertahanan. Maka atas dasar itu perlu kelihaian masyarakat saat itu untuk memasuki atau melarikan diri dengan cepat dengan melompati pagar batu itu.

Baca Juga :  Taman Nasional Tanjung Puting, Wisata Alam yang Mirip Amazon di Indonesia

Bagi laki-laki yang sudah berhasil melakukan lompat batu, maka dia dianggap sudah dewasa untuk melakukan hak dan kewajiban sosial sebagai orang dewasa. Selain itu tradisi lompat batu juga terkadang menjadi ukuran penentuan apakah si laki-laki sudah cukup matang untuk menikah.

Tidak semua laki-laki berhasil melakukan prosesi lompat batu ini, banyak juga yang gagal melakukannya. Masyarakat Nias percaya, laki-laki yang berhasil melakukan tradisi lompat batu ini merupakan sosok yang diberkahi oleh roh leluhur dan para pelompat batu yang sudah meninggal dunia.

Baca Juga :  Hotel Murah dan Nyaman di Labuan Bajo, Catat!, Patut Jadi Pilihan !

Laki-laki yang berhasil melakukan lompat batu dianggap heroik dan bermartabat, bukan hanya si laki-laki, tapi keluarganya juga. Sehingga biasanya setelah berhasil melakukan lompat batu, keluarga akan melakukan syukuran sederhana dengan menyembelih ayam atau hewan lainnya.

Laki-laki yang berhasil melakukan lompat batu akan menyandang gelar sebagai pembela desa. Saat terjadi konflik antara masyarakat di sana, dia harus membela desanya agar tidak diserang.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan