- F054952CEF20F0CD41E9111C0F7F3DC2

Siap-siap, Malam Ini Bisa Saksikan Gerhana Bulan Penumbra

  • Bagikan
????-????, ????? ??? ???? ???????? ???ℎ??? ????? ???????? (???? ???????????.???)

Indo1.id – Mulai dari malam ini hingga dini hari besok, akan terjadi Gerhana Bulan Penumbra di seluruh wilayah Indonesia. Fenomena ini bisa disaksikan mulai pukul 21.15 WIB dan berakhir pada pukul 01.30 WIB keesokan harinya. Puncaknya akan terjadi pada pukul 23.24 WIB.

“Semua wilayah Indonesia bisa menyaksikan fenomena Gerhana Bulan Penumbra malam ini, yang terjadi pada tanggal 5-6 Mei 2023,” demikian keterangan tertulis dari Rhorom Priyatikanto, seorang peneliti di Pusat Riset Antariksa BRIN, pada Jumat (5/5/2023).

Priyatikanto menjelaskan bahwa gerhana bulan penumbra terjadi ketika piringan bulan memasuki bayangan penumbra bumi.

Bayangan penumbra terbentuk ketika hanya sebagian cahaya matahari yang terhalang oleh Bumi.

Fenomena ini terjadi karena pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan yang dinamis.

Gerhana ini hanya bisa terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

Penyebabnya adalah posisi Bulan, Bumi, dan Matahari yang hampir segaris, tetapi tidak cukup segaris untuk menghasilkan Gerhana Bulan total.

“Gerhana Bulan Penumbra terjadi ketika sebagian cahaya Matahari yang terhalang oleh Bumi, dengan kata lain, Bulan masuk ke bayangan penumbra Bumi.

Baca Juga :  Tradisi Pura Mangkunegaran Solo, Topo Bisu Malam 1 Suro Kembali di Gelar Setelah Dua Tahun Absen

Saat Bulan memasuki penumbra, terangnya berkurang secara gradual.

Proses Gerhana Bulan Penumbra ini terjadi ketika posisi Bulan, Matahari, dan Bumi sejajar di mana Bulan hanya memasuki bayangan penumbra Bumi.

Akibatnya, pada saat puncak gerhana, Bulan akan terlihat lebih redup dari saat purnama,” jelas Priyatikanto.

Perbedaan antara umbra dan penumbra pada gerhana Bulan adalah bahwa jika ada bagian Bulan yang memasuki umbra, maka bagian tersebut tidak menerima cahaya Matahari, kecuali sebagian kecil yang terbiaskan oleh atmosfer Bumi. Sebaliknya, bagian yang memasuki penumbra masih menerima cahaya Matahari.

Baca Juga :  Staf Khusus Menteri BUMN Uji Coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Nyaman Siap Diperkenalkan ke Masyarakat pada Agustus 2023

Meskipun fenomena ini tidak terlalu istimewa dibandingkan dengan gerhana bulan total, menurut Priyatikanto, ini bisa menjadi momen untuk validasi metode hisab. Masyarakat akan cukup sulit menyaksikan gerhana ini tanpa bantuan kamera karena hanya berupa peredupan purnama. Gerhana ini tidak seperti gerhana sebagian atau total yang membuat Bulan tampak kemerahan.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan