Rekomendasi Oleh-Oleh Jakarta yang Wajib Dibeli

  • Bagikan
π‘ƒπ‘’π‘ π‘Žπ‘‘ π‘‚π‘™π‘’β„Ž-π‘œπ‘™π‘’β„Ž π·π‘Žπ‘› πΎπ‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘—π‘–π‘›π‘Žπ‘› π½π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘Ÿπ‘‘π‘Ž (πΎπ‘’π‘™π‘–π‘›π‘’π‘Ÿ π‘˜π‘œπ‘‘π‘Ž π‘“π‘œπ‘‘π‘œ)

4. Putu Mayang
Putu mayang merupakan jajanan khas Betawi yang terbuat dari tepung kanji atau tepung beras, yang kemudian dicampur dengan santan dan dibentuk seperti mi. Setelah dikukus, hidangan ini disajikan dengan santan kelapa yang diberi kinca atau gula jawa cair.

Kue dengan cita rasa manis ini ternyata adaptasi dari hidangan kue putu mayam yang berasal dari India Selatan. Keduanya sama-sama terbuat dari tepung kanji. Bedanya putu mayam disajikan dengan chutney atau kari.

Nama kue ini berkaitan dengan cerita rakyat. Jadi kata “mayang” diyakini berkaitan dengan sosok cerita rakyat Mayangsari, yang digambarkan sebagai sesuatu yang berombak, bergelung-gelung namun tetap indah. Hal ini sama seperti bentuk putu mayang yang bergelung seperti mi dan manis.

5. Kembang Goyang
Oleh-oleh khas Jakarta yang lainnya adalah kembang goyang. Nama sajian ini berasal dari bentuknya yang menyerupai kelopak bunga, yang dibuat dengan cara digoyang-goyangkan hingga adonan terlepas dari cetakan.

Baca Juga :  Rekomendasi Hotel Di Bawah 500 Ribu di Kota Bandung Yang Nyaman dan Cozy!

Kembang goyang terbuat dari tepung beras atau tepung ketan yang ditambahkan dengan beberapa tetes frambozen, esens pandan, gula, santan, dan biji wijen agar menambah variasi dan daya tarik kue. Makanan khas Betawi ini memiliki cita rasa manis gurih, dan biasanya dihidangkan ketika hari raya maupun acara-acara hajatan lainnya.

6. Semprong
Semprong merupakan makanan berbentuk silinder panjang seperti pipa. Makanan ini memiliki rasa manis gurih dan renyah ketika digigit sehingga cocok dijadikan teman minum kopi atau teh. Kue ini dibuat dari bahan dasar dasar gula merah, tepung tapioka atau tepung beras, garam, margarin, santan, dan vanili.

Semprong dipercaya dibawa untuk pertama kalinya oleh bangsa Portugis. Pasalnya kue ini mirip dengan kue krumkake yang berasal dari Norwegia. Namun bahan dan bentuk kue semprong yang ada di Jakarta sudah hasil dimodifikasi.

Baca Juga :  Hotel Murah dan Nyaman di Semarang, Tanpa Perlu Menguras Kantong !

7. Tape Uli
Sajian ini sangat umum ditemui ketika hari raya atau acara-acara besar lainnya. Tape uli dibuat dari bahan dasar ketan putih dan ketan hitam yang diberi ragi kemudian difermentasi selama dua hingga empat hari. Tape uli sangat cocok sebagai cemilan santai bersama kerabat atau keluarga.

8. Dodol Betawi
Dodol Betawi memiliki warna hitam kecoklatan, yang dibuat dengan ketan putih, ketan hitam, dan durian. Proses pembuatan dodol Betawi terbilang lama, membutuhkan waktu 8-12 jam. Tidak hanya itu, selama pembuatannya dodol harus diaduk terus-menerus agar matangnya merata dan tidak lengket di wajan.

Dalam adat Betawi, dodol merupakan salah satu simbol status sosial masyarakat. Artinya, apabila ada satu keluarga yang tidak menyajikan dodol di rumahnya ketika hari besar, seperti hari raya atau acara hajatan, maka bisa dibilang kondisi ekonomi keluarga tersebut sedang tidak stabil.

Baca Juga :  Travel Blog: Banda Neira Antara Sejarah,Β  Romantisme, dan Gunung Api!

Dodol Betawi juga kerap dijadikan lambang gotong royong. Itu karena selama proses pembuatannya membutuhkan kerja tim. Hal itu digambarkan akan mempererat tali persaudaraan masyarakat Betawi.

9. Bir Pletok
Meski namanya bir, tetapi minuman ini tidak mengandung alkohol. Minuman khas Jakarta ini justru berbahan dasar rempah-rempah, seperti jahe merah, serai, kayu manis, cengkeh, kapulaga, bunga lawang, adas, daun jeruk purut, pandan, cabe jawa, secang, hingga lada hitam.

Bir pletok sudah hadir sejak era kolonial Belanda, dimana orang Eropa tinggal di Jakarta dan sering meminum anggur (wine) untuk menghangatkan tubuh. Tidak mau kalah, pribumi kemudian menciptakan bir pletok dengan khasiat yang sama tetapi bebas alkohol.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan