Gus Yahya juga mempersilahkan jika ada partai politik yang ingin mengusung kader NU sebagai calon presiden atau wakil presiden. Namun, dia menegaskan bahwa itu adalah hak parpol dan bukan urusan NU.
“Ya dukungannya dukungan apa? Wong NU ini bukan parpol, saya tuh bolak balik sampe teriak-teriak soal ini, NU bukan parpol, NU tidak dalam posisi untuk memberikan dukungan politik,” jelasnya.
Menurut Gus Yahya, peran NU dalam Pemilu 2024 adalah menjaga agar masyarakat tetap tentram, harmonis, dan tidak terpecah belah karena perbedaan pilihan politik. Dia mengingatkan bahwa Pemilu adalah prosedur untuk memilih pemimpin, bukan jihad fisabilillah atau perang badar.
“Satu-satunya yang akan dilakukan NU terkait ini adalah berusaha sekuat tenaga ikut menjaga supaya masyarakat tetap tentram, tetap harmonis, tidak terjadi antagonisme, tidak terjadi permusuhan antarkelompok gara-gara agenda politik semacam ini,” tutur Gus Yahya.
“Jadi ini cuma prosedur, ini bukan jihad fisabilillah, bukan perang badar, bukan soal hidup mati, ini cuma soal prosedur untuk menentukan pejabat pemerintah yang dalam hal ini adalah presiden dan juga legislatif juga, bersamaan nanti, saya kira itu juga,” ujar Gus Yahya.